saat hamil, infeksi jamur mengintai
saat bunda dalam masa kehamilan metabolisme tubuh meningkat, akibatnya beberapa hal bisa terjadi. seperti keluar lendir dari vagina. jika lendir tersebut tidak berbau dan tidak berwarna serta jumlahnya tidak banyak dan mengganggu maka hal itu masih dianggap normal. namun jika sebaliknya bahkan mengganggu aktifitas bunda perlu memeriksakan diri ke dokter agar tidak terkena infeksi jamur.
beberapa tips untuk mencegah terjadinya infeksi jamur :
1. gunakan pakaian yang mudah menyerap keringat seperti yang berbahan katun, dan segeralah ganti pakaian yang terkena keringat. pada saat hamil bunda akan lebih mudah berkeringat apalagi bila suhu di luar begitu panas. hal ini terjadi karena adanya peningkatan metabolisme tubuh.
2. arah bilas setelah buang air kecil yang baik adalah dari depan kebelakang, hal ini untuk mencegah masuknya bakteri atau jamur yang berasal dari anus.
3. menjaga agar daerah sekitar vagina tetap kering untuk mencegah tumbuhnya jamur. pastikan daerah sekitar vagina bunda benar-benar kering setelah buang air kecil maupun besar sebelum memakai celana dalam kembali.
4. jangan memakai celana yang masih basah agar daerah sekitar vagina tidak lembab.
5. jika keluhan masih muncul, dianjurkan untuk memeriksa kadar gula dalam darah.
Wanita hamil pun kerap mengalami keputihan selama masa kehamilannya.
Menurut Dr. dr. Dwiana Ocviyanti, Sp.OG dari Departemen Obstetri dan Ginekologi FKUI/RSCM Jakarta, seorang wanita
lebih rentan mengalami keputihan pada saat hamil karena pada saat hamil terjadi perubahan hormonal yang salah satu
dampaknya adalah peningkatan jumlah produksi cairan dan penurunan keasaman vagina serta terjadi pula perubahan
pada kondisi pencernaan. Semua ini berpengaruh terhadap peningkatan risiko terjadinya keputihan, khususnya yang
disebabkan oleh infeksi jamur.
Keputihan dapat bersifat normal (fisiologis) dan tidak normal (patologis). Dalam keadaan normal, cairan yang keluar
cenderung jernih atau sedikit kekuningan dan kental seperti lendir serta tidak disertai bau atau rasa gatal. Namun bila
cairan yang keluar disertai bau, rasa gatal, nyeri saat buang air kecil atau warnanya sudah kehijauan atau bercampur
darah, maka ini dapat dikategorikan tidak normal.
Keputihan seringkali dianggap sebagai hal yang umum dan sepele bagi wanita. Di samping itu, rasa malu ketika
mengalami keputihan kerap membuat wanita enggan berkonsultasi ke dokter. Padahal, keputihan tidak normal karena
infeksi yang berlanjut dapat menimbulkan gangguan kesehatan. Pada ibu hamil, selain dapat mengganggu kesehatan
ibu, juga dapat berpengaruh terhadap janin.
Baik wanita maupun ibu hamil yang mengalami keputihan yang tidak normal, jelas Dr. Ovi, segeralah memeriksakan diri
ke dokter agar dokter dapat melakukan pemeriksaan secara seksama untuk mencari tahu penyebab keputihan tersebut
dan setelah itu barulah dapat memberikan terapi yang sesuai.
Penyebab keputihan :
Penyebab keputihan dapat digolongkan pada dua golongan besar, yaitu fisiologis dan patologis. Pada keadaan
fisiologis, keputihan dapat terjadi pada saat hamil, sebelum dan sesudah haid, saat mendapat rangsang seksual, saat
banyak melakukan aktivitas fisik yang kesemuanya tidak menimbulkan keluhan tambahan seperti bau, gatal, dan
perubahan warna.
Sedangkan keputihan patologis disebabkan oleh infeksi mikroorganisma seperti virus, bakteri, jamur, dan parasit bersel
satu Trichomonas vaginalis. Dapat pula disebabkan oleh iritasi karena berbagai sebab seperti iritasi akibat bahan
pembersih vagina, iritasi saat berhubungan seksual, penggunaan tampon, dan alat kontrasepsi.
Infeksi virus, bakteri, dan parasit bersel satu umumnya didapatkan saat melakukan aktivitas seksual. Sementara infeksi
jamur Candida sp yang secara normal ada dalam saluran cerna dan vagina, dapat terjadi karena pertumbuhan yang
berlebihan akibat berbagai faktor, salah satunya adalah kehamilan yang menimbulkan kondisi terjadinya penurunan
imunitas tubuh dan juga vagina.
kandidiasis_vaginalisUmumnya penyebab keputihan tersering pada wanita hamil adalah infeksi jamur Candida sp.
Wanita hamil dapat terkena keputihan sejak awal kehamilan hingga trimester akhir menjelang persalinan. Namun pada
keputihan karena infeksi jamur, akan lebih berat terjadi pada bulan-bulan terakhir kehamilan karena pada saat tersebut
kelembaban vagina paling tinggi.
Menurut Dr. Ovi, selama belum terjadi persalinan dan selaput ketuban masih utuh, dimana janin masih terlindungi oleh
selaput ketuban dan air ketuban yang steril, umumnya tidak ada efek langsung infeksi vagina yang menyebabkan
terjadinya keputihan pada janin. Namun bila saat persalinan masih terdapat infeksi, maka dampak keputihan yang terjadi
tergantung penyebabnya, dimana bayi akan terkontak dengan penyebab keputihan tersebut.
Misalnya, pada infeksi Chlamydia dapat terjadi keguguran hingga persalinan sebelum waktunya (persalinan prematur).
Infeksi virus Herpes simpleks dapat menyebabkan radang pada otak bayi (ensefalitis). Infeksi jamur Candida sp dapat
meningkatkan risiko terjadinya ayan (epilepsi). Infeksi virus HPV dapat menyebabkan terjadinya papiloma laring pada
bayi yang menyebabkan gangguan pernapasan dan gangguan pencernaan bayi hingga kematian. Infeksi bakteri
Neisserea gonorrhoeae dapat menyebabkan infeksi pada mata bayi hingga terjadi kebutaan.
Pada keputihan yang tidak normal yang disebabkan oleh infeksi, tentunya infeksi yang berlanjut dan tergantung
penyebabnya, dapat mengganggu kesehatan ibu hamil. Misalnya bila terjadi infeksi Chlamydia pada kehamilan, dapat
terjadi pecahnya selaput ketuban sebelum masa persalinan. Hal ini berakibat terjadinya infeksi pada janin dan juga pada
ibu yang dapat menyebabkan infeksi berat hingga kematian.