Kamis, 15 Juli 2010

keutamaan ibadah

Keutamaan amal
ibadah ditentukan oleh
empat hal utama ini:
1. Memperhatikan
waktunya. Misalnya,
ibadah yang paling
utama di bulan
Ramadhan adalah
qiyamullail.
Berdasarkan sabda
Rasulullah Saw:
"Siapa yang
mengisi malam
bulan Ramadhan
dengan keimanan
dan ibadah,
niscaya baginya
diampunkan dosa-
dosanya yang telah
lewat."(1)
Dan berderma, karena
Rasulullah Saw: "beliau
paling dermawan saat
berada pada bulan
Ramadhan".(2) Jika
masuk sepuluh hari
yang terakhir dari
bulan Ramadhan, maka
amal ibadah yang
paling utama adalah
beri'tikaf dan tidak
keluar dari masjid. Dan
jika masuk sepuluh hari
pertama dari bulan
Dzul Hijjah, maka amal
ibadah yang paling
utama adalah amal
saleh dan berlomba
untuk berjihad,
berdasarkan sabda
Rasulullah Saw:
"Kecuali seseorang
yang keluar
berjihad dengan
harta dan jiwanya,
dan tidak
menuntut balasan
dari dua hal
itu."(3)
Amal ibadah yang
paling utama pada
bulan Muharram dan
Sya'ban adalah puasa,
berdasarkan sabda
Rasulullah Saw: "Puasa
yang paling utama
setelah bulan
Ramadhan adalah
puasa di bulan
Muharram." (4) Dan
perkataan A'isyah r.a.:
"Aku dapati Nabi
Saw paling banyak
berpuasa pada
bulan Sya'ban." (5)
Amal ibadah yang
paling utama saat
mengajarkan orang
yang ingin belajar
adalah: bersungguh-
sungguh untuk
mengajarkannya, dan
meninggalkan
pekerjaan yang lain.
Dan ibadah yang paling
utama saat wuquf di
Arafah adalah:
berusaha untuk
bermunajat, berdo'a,
dan berdzikir, serta
tidak berpuasa yang
dapat melemahkan
tubuh untuk melakukan
semua ibadah tadi.
Ibadah yang paling
utama pada waktu
menjelang subuh
adalah: shalat dan
istighfar. Berdasarkan
firman Allah SWT:
"dan yang
memohon ampun
di waktu sahur."
Ali Imran: 17.
dan amal ibadah yang
paling utama saat
berbuka adalah:
berdoa. Berdasarkan
sabda Rasulullah Saw:
"Tiga kelompok
orang yang doanya
tidak tertolak:
orang yang
berpuasa saat ia
berbuka puasa, ...".
(6)
Amal ibadah yang
paling utama saat
mendengarkan adzan
adalah, membalas
ucapan adzan tersebut.
2. Memperhatikan
Tempat.
Ada beberapa tempat ,
yang jika dilakukan
ibadah di situ, akan
mendapatkan pahala
dan keutamaan yang
lebih besar
dibandingkan jika
dilakukan di tempat
lain. Seperti shalat di
Masjidil Haram, setara
dengan seratus ribu
shalat di tempat
lainnya. Shalat di
Masjid Nabawi, setara
dengan seribu shalat di
tempat lainnya. Dan
shalat di Masjid Aqsha,
setara dengan lima
ratus kali shalat di
tempat lainnya.
Shalat yang paling
utama dilakukan di
masjid adalah shalat
wajib. Sementara untuk
shalat sunnah,yang
paling utama adalah
jika dillakukan di
rumah. Berdasarkan
sabda Nabi Saw:
"Shalat yang paling
utama bagi
seseorang adalah
di rumahnya,
kecuali shalat
wajib."(7)
Dzikir dan berdoa di
Shafa dan Marwa lebih
utama dari shalat.
Thawaf bagi orang yang
baru datang dari luar
Mekkah lebih utama
dari shalat, dan
sebaliknya bagi orang
Mekkah sendiri. Do'a
saat masuk rumah atau
keluar dari rumah lebih
diutamakan daripada
membaca Al Qur'an.
3. Memperhatikan Jenis
Ibadah.
Jenis shalat lebih utama
dari jenis membaca Al
Qur'an. Jenis membaca
Al Qur'an lebih
dibandingkan jenis
dzikir. Jenis dzikir lebih
utama dibandingkan
jenis do'a. jenis jihad
lebih utama dari jenis
ibadah hajji. Bahkan di
antara satu jenis
ibadah sendiri ada
perbedaan keutamaan
antara satu macam
dengan macam yang
lain. Misalnya:
"Puasa (sunnah)
yang paling utama
adalah puasa nabi
Daud, yaitu
berpuasa satu hari
dan berbuka satu
hari".(8) Dan
"Shadaqah yang
paling utama
adalah shadaqah
bagi sanak
keluarga yang
membenci
kita." (9)
Dan
"Syuhada yang
paling utama
adalah yang
darahnya
ditumpahkan
musuh, dan
kendaraannya
dirusak
musuh"(10). Dan
"Dzikir yang paling
utama adalah: la
ilaha illah Allah,
dan doanya yang
paling utama
adalah:
alhamdulillah." (11)
Dan
"Jihad yang paling
utama adalah
membela
kebenaran di
hadapan penguasa
yang lalim." (12)
4. Memperhatikan
Situasi dan Kondisi.
Rasulullah Saw
bersabda:
"Jika Allah SWT
kagum melihat
seorang hamba,
niscaya hamba itu
tidak akan
dihisab."(13)
Kemudian beliau
mengabarkan tentang
sipat orang-orang yang
membuat Allah SWT
tertawa. Beliau
bersabda:
"Tiga kelompok
manusia yang
dicintai dan
dikagumi oleh
Allah SWT dan
diberikan kabar
gembira oleh-Nya
adalah: ...,
seseorang yang
mempunyai isteri
cantik dan
peraduan yang
nyaman nan indah,
kemudian ia
bangun di waktu
malam untuk
beribadah.
Terhadap orang
tersebut Allah SWT
berkomentar: "dia
meninggalkan
syahwatnya untuk
beribadah kepada-
Ku, padahal jika ia
mau ia dapat terus
menikmati
tidurnya." Dan
orang yang sedang
berada dalam
perjalanan
bersama
rombongan,
kemudian ia tidak
tidur malam
kecuali sedikit, dan
ia isi akhir
malamnya dengan
ibadah, baik dalam
kesulitan maupun
dalam
kesenangan."(14)
Ini jika dalam kondisi
negara aman.
Sedangkan jika dalam
kondisi perang,
ukurannya lain lagi,
berbeda dengan
sebelumnya. Oleh
karena itu, perlu
memperhatikan situasi
dan kondisi. Orang yang
cerdik adalah orang
yang mengetahui amal
ibadah yang paling
utama di segala situasi
dan kondisi. 'Auf bin
Harits adalah salah
seorang yang cerdik ini.
Ketika ia bertanya
kepada Nabi Saw pada
saat perang Badar,
sebagai berikut:
"Wahai Rasulullah Saw,
apakah yang membuat
Rabb-ku tertawa?
(maksudnya: apakah
amal ibadah yang jika
dikerjakan oleh
seseorang pada situasi
saat ini mencukupi
untuk membuat dirinya
terbebaskan dari
perhitungan akhirat).
Nabi Saw menjawab:
"Orang yang
menerjang musuh
dengan tanpa
perisai". Maka dia
pun melepaskan
baju besi yang ia
pakai, kemudian
mengambil
pedangnya dan
segera menyerang
pasukan musuh,
hingga ia
mendapatkan
syahid.
Memperhatikan situasi
dan kondisi mencakup
memperhatikan potensi
masing-masing peserta
kompetisi dan
kelebihan yang mereka
miliki. "Orang kaya
yang memiliki banyak
harta, dan hatinya
merasa sayang untuk
menyumbangkan
hartanya itu: maka
shadaqah hartanya dan
kerelaan hatinya untuk
menyumbangkan
hartanya itu lebih
utama baginya
dibandingkan
qiyamullail dan
berpuasa sunnah di
siang hari. Orang yang
pemberani dan kuat,
yang ditakuti musuh:
keikutsertaannya
dalam pasukan jihad
walau sebentar, dan
berjihad melawan
musuh-musuh Allah,
baginya lebih utama
dibandingkan
melaksanakan ibadah
hajji, berpuasa,
bersedekah dan
melakukan ibadah
sunnah. Orang yang
berpengetahuan, yang
mengetahui sunnah
Nabi, ilmu halal-haram,
dan ilmu tentang mana
yang baik dan mana
yang tercela menurut
agama: baginya bergaul
dengan manusia,
mengajarkan mereka,
dan memberikan
mereka nasihat dalam
agama, itu lebih utama
daripada mengucilkan
diri, menghabiskan
waktunya untuk shalat,
membaca Al Qur'an dan
bertasbih. Pejabat
pemerintah yang
memegang urusan
manusia: baginya,
duduk sebentar untuk
mengurusi perkara
masyarakat, membantu
orang yang dizhalimi,
menjalankan hadd
Allah, membantu pihak
yang benar, dan
melawan pihak yang
salah, itu lebih utama
baginya dari pada
beribadah bertahun-
tahun."(15)
Kami tambahkan: amal
ibadah yang paling
utama bagi orang yang
dikuasai oleh sikap
masa bodoh terhadap
siksaan Allah SWT dan
yang tertipu oleh
dirinya sendiri adalah:
dengan merasa takut
kepada Allah SWT.
Amal ibadah yang
paling utama bagi
orang yang dikuasai
oleh keputus asaan dan
patah harapan dari
rahmat Allah SWT
adalah: menumbuhkan
sikap pengharapan
kepada-Nya. Amal yang
paling utama bagi
orang yang junub
adalah: mandi besar.
Amal yang paling
utama bagi orang yang
takut impoten adalah:
segera menikah. Amal
yang paling utama saat
kedatangan tamu
adalah: melayani dan
menemuinya,
dibandingkan wirid
yang sunnah. Amal
ibadah yang paling
utama saat membantu
orang yang ditimpa
kesulitan adalah:
memfokuskan diri
untuk membantunya
dan menolongnya, dan
mementingkan hal itu
dibandingkan wirid dan
khalwatnya. Amal
ibadah yang paling
utama saat seorang
muslim sakit adalah:
menjenguknya. Dan
amal ibadah yang
paling utama saat
kematiannya adalah:
menyaksikan
jenazahnya. Amal
ibadah yang paling
utama ... dst.
Catatan kaki:
1. Hadits diriwayatkan
oleh Bukhari-Muslim
dari Abu Hurairah,
seperti terdapat
dalam Sahih Jami'
Shagir, no. 6316.
2. Hadits diriwayatkan
oleh Bukhari, An
Nasai dan Ahmad
dari Ibnu Abbas.
3. Hadits diriwayatkan
oleh jama'ah,
kecuali Muslim dan
an Nasai, dan
redaksi hadits ini
dari Ahmad.
4. Hadits diriwayatkan
oleh Muslim dari
Abu Hurairah dan
Thabrani, dari
Jundub, seperti
terdapat dalam
Sahih Jami' Shagir,
no. 1127.
5. Hadits diriwayatkan
oleh Bukhari, Muslim
dan Abu Daud,
seperti terdapat
dalam Sahih at
Targhib wat Tarhib,
no. 1014.
6. Hadits diriwayatkan
oleh Ahmad, ibnu
Majah, dan Tirmidzi
dari Abu Hurairah,
dan disahihkan oleh
Ibnu Khuzaimah,
seperti terdapat
dalam al Muntaqa,
no. 513
7. Hadits diriwayatkan
oleh An Nasai,
Thabrani, dan Abu
Daud, dari Zaid bin
Tsabit, seperti
terdapat dalam
Sahih Jami' Shagir,
no. 1128
8. Hadits diriwayatkan
oleh Tirmidzi, dan An
Nasai, dari Abdullah
bin Umar, seperti
terdapat dalam
Sahih Jami' Shagir,
no. 1131.
9. Hadits diriwayatkan
oleh Ahmad dan
Thabrani dari Abu
Ayyub, seperti
terdapat dalam
Sahih Jami' Shagir,
no. 1121.
10. Hadits diriwayatkan
oleh Thabrani dasri
Abu Umamah,
seperti terdapat
dalam Sahih Jami'
Shagir, no. 1119.
11. Hadits diriwayatkan
oleh Tirmidzi, An
Nasai, dan Ibnu
Majah, dari Jabir,
dan dinilai hasan
oleh al Albani, dalam
Sahih Jami' Shagir,
no. 1115.
12. Hadits diriwayatkan
oleh Ibnu Majah,
Ahmad dan Thabrani
dari Abu Umamah,
seperti terdapat
Sahih Jami' Shagir,
no. 1111
13. Hadits diriwayatkan
oleh Ahmad dan Abu
Ya'la. Para
perawinya tsiqat.
14. Hadits diriwayatkan
oleh Thabrani dalam
Al Kabir, dengan
sanad hasan, seperti
terdapat dalam
Sahih at Targhib wa
at Tarhiib, no. 650.
15. 'Uddatu as
Shaabiriin wa
Dzakhiiratu asy
Syaakiriin, hal. 105.
Kompetisi Menuju
Surga
Judul Asli: Sibaaq
Nahwa al Jinaan
Penulis: Khalid Abu
Syaadi
Penerjemah: Abdul
Hayyie al Kattani dan
Rukman AR. Said
Penerbit: Daar Basyiir,
2000
Edisi bahasa Indonesia
insya Allah akan
diterbitkan oleh Gema
Insani Press

ibadah

Ibadat atau Ibadah adalah sebuah
kata yang diambil dari bahasa Arab.
Arti kata ini adalah:
1. perbuatan atau penyataan bakti
terhadap Allah atau Tuhan yang
didasari oleh peraturan agama.
2. segala usaha lahir dan batin yang
sesuai perintah agama yang
harus dituruti pemeluknya.
3. upacara yang berhubungan
dengan agama.
Ibadah menurut Al
Quran
Pengertian ibadah dapat ditemukan
melalui pemahaman bahwa :
1. Kesadaran beragama pada
manusia membawa
konsekwensi manusia itu
melakukan penghambhaan
kepada tuhannya. Dalam ajaran
Islam manusia itu diciptakan
untuk menghamba kepada Allah,
atau dengan kata lain beribadah
kepada Allah (Adz-Dzaariyaat QS.
51:56).
2. Manusia yang menjalani hidup
beribadah kepada Allah itu tiada
lain manusia yang berada pada
shiraathal mustaqiem atau jalan
yang lurus (Yaasiin QS 36:61)
3. Sedangkan manusia yang
berpegang teguh kepada apa
yang diwahyukan Allah, maka ia
berada pada shiraathal
mustaqiem atau jalan yang lurus
(Az Zukhruf QS. 43:43).
Dengan demikian apa yang disebut
dengan manusia hidup beribadah
kepada Allah itu ialah manusia yang
dalam menjalani hidupnya selalu
berpegang teguh kepada wahyu
Allah. Jadi pengertian ibadah
menurut Al Quran tidak hanya
terbatas kepada apa yang disebut
ibadah mahdhah atau Rukun Islam
saja, tetapi cukup luas seluas aspek
kehidupan yang ada selama wahyu
Allah memberikan pegangannya
dalam persoalan itu.
Itulah mengapa umat Islam tidak
diperkenankan memutuskan suatu
persoalan hidupnya sekiranya Allah
dan Rasul-Nya sudah memutuskan
perkara itu (Al Ahzab QS. 33:36)

Pengertian danFungsi-FungsiManajemen(Definition andFunctionsof Management)

A. Pengertian
Manajemen
(Definition of
Management)
Kata Manajemen
berasal dari bahasa
Prancis kuno
ménagement, yang
memiliki arti seni
melaksanakan dan
mengatur.
Manajemen belum
memiliki definisi
yang mapan dan
diterima secara
universal. Kata
manajemen
mungkin berasal dari
bahasa Italia (1561)
maneggiare yang
berarti
“ mengendalikan,”
terutamanya
“ mengendalikan
kuda” yang berasal
dari bahasa latin
manus yang berati
“ tangan”. Kata ini
mendapat pengaruh
dari bahasa Perancis
manège yang berarti
“ kepemilikan
kuda” (yang berasal
dari Bahasa Inggris
yang berarti seni
mengendalikan
kuda), dimana istilah
Inggris ini juga
berasal dari bahasa
Italia.[1] Bahasa
Prancis lalu
mengadopsi kata ini
dari bahasa Inggris
menjadi
ménagement, yang
memiliki arti seni
melaksanakan dan
mengatur. Mary
Parker Follet,
misalnya,
mendefinisikan
manajemen sebagai
seni menyelesaikan
pekerjaan melalui
orang lain. Definisi ini
berarti bahwa
seorang manajer
bertugas mengatur
dan mengarahkan
orang lain untuk
mencapai tujuan
organisasi. Ricky W.
Griffin
mendefinisikan
manajemen sebagai
sebuah proses
perencanaan,
pengorganisasian,
pengkoordinasian,
dan pengontrolan
sumber daya untuk
mencapai sasaran
(goals) secara efektif
dan efesien. Efektif
berarti bahwa tujuan
dapat dicapai sesuai
dengan
perencanaan,
sementara efisien
berarti bahwa tugas
yang ada
dilaksanakan secara
benar, terorganisir,
dan sesuai dengan
jadwal.Istilah
manajemen,
terjemahannya
dalam bahasa
Indonesia hingga
saat ini belum ada
keseragaman.
Selanjutnya, bila kita
mempelajari literatur
manajemen, maka
akan ditemukan
bahwa istilah
manajemen
mengandung tiga
pengertian yaitu :
1. Manajemen
sebagai suatu
proses,
2. Manajemen
sebagai kolektivitas
orang-orang yang
melakukan aktivitas
manajemen,
3. Manajemen
sebagai suatu seni
(Art) dan sebagai
suatu ilmu
pengetahuan
(Science)
Menurut pengertian
yang pertama, yakni
manajemen sebagai
suatu proses,
berbeda-beda
definisi yang
diberikan oleh para
ahli. Untuk
memperlihatkan tata
warna definisi
manajemen
menurut pengertian
yang pertama itu,
dikemukakan tiga
buah definisi.
Dalam Encylopedia
of the Social Sience
dikatakan bahwa
manajemen adalah
suatu proses dengan
mana pelaksanaan
suatu tujuan tertentu
diselenggarakan dan
diawasi.
Selanjutnya, Hilman
mengatakan bahwa
manajemen adalah
fungsi untuk
mencapai sesuatu
melalui kegiatan
orang lain dan
mengawasi usaha-
usaha individu untuk
mencapai tujuan
yang sama.
Menurut pengertian
yang kedua,
manajemen adalah
kolektivitas orang-
orang yang
melakukan aktivitas
manajemen. Jadi
dengan kata lain,
segenap orang-
orang yang
melakukan aktivitas
manajemen dalam
suatu badan tertentu
disebut manajemen.
Menurut pengertian
yang ketiga,
manajemen adalah
seni (Art) atau suatu
ilmu pnegetahuan.
Mengenai inipun
sesungguhnya
belum ada
keseragaman
pendapat,
segolongan
mengatakan bahwa
manajemen adalah
seni dan segolongan
yang lain
mengatakan bahwa
manajemen adalah
ilmu. Sesungguhnya
kedua pendapat itu
sama mengandung
kebenarannya.
Menurut G.R. Terry
manajemen adalah
suatu proses atau
kerangka kerja, yang
melibatkan
bimbingan atau
pengarahan suatu
kelompok orang-
orang kearah tujuan-
tujuan
organisasional atau
maksud-maksud
yang nyata.
Manajemen juga
adalah suatu ilmu
pengetahuan
maupun seni. Seni
adalah suatu
pengetahuan
bagaimana
mencapai hasil yang
diinginkan atau dalm
kata lain seni adalah
kecakapan yang
diperoleh dari
pengalaman,
pengamatan dan
pelajaran serta
kemampuan untuk
menggunakan
pengetahuan
manajemen.
Menurut Mary
Parker Follet
manajemen adalah
suatu seni untuk
melaksanakan suatu
pekerjaan melalui
orang lain. Definisi
dari mary ini
mengandung
perhatian pada
kenyataan bahwa
para manajer
mencapai suatu
tujuan organisasi
dengan cara
mengatur orang-
orang lain untuk
melaksanakan apa
saja yang pelu
dalam pekerjaan itu,
bukan dengan cara
melaksanakan
pekerjaan itu oleh
dirinya sendiri.
Itulah manajemen,
tetapi menurut
Stoner bukan hanya
itu saja. Masih
banyak lagi sehingga
tak ada satu definisi
saja yang dapat
diterima secara
universal. Menurut
James A.F.Stoner,
manajemen adalah
suatu proses
perencanaan,
pengorganisasian,
kepemimpinan, dan
pengendalian upaya
anggota organisasi
dan menggunakan
semua sumber daya
organisasi untuk
mencapai tujuan
yang telah
ditetapkan.
Dari gambar di atas
menunjukkan
bahwa manajemen
adalah Suatu
keadaan terdiri dari
proses yang
ditunjukkan oleh
garis (line) mengarah
kepada proses
perencanaan,
pengorganisasian,
kepemimpinan, dan
pengendalian, yang
mana keempat
proses tersebut
saling mempunyai
fungsi masing-
masing untuk
mencapai suatu
tujuan organisasi.
B. Fungsi-Fungsi
Manajemen
(Management
Functions)
Fungsi manajemen
adalah elemen-
elemen dasar yang
akan selalu ada dan
melekat di dalam
proses manajemen
yang akan dijadikan
acuan oleh manajer
dalam melaksanakan
kegiatan untuk
mencapai tujuan.
Fungsi manajemen
pertama kali
diperkenalkan oleh
seorang industrialis
Perancis bernama
Henry Fayol pada
awal abad ke-20.
Ketika itu, ia
menyebutkan lima
fungsi manajemen,
yaitu merancang,
mengorganisir,
memerintah,
mengordinasi, dan
mengendalikan.
Namun saat ini,
kelima fungsi
tersebut telah
diringkas menjadi
empat, yaitu:
1. Perencanaan
(planning) adalah
memikirkan apa
yang akan
dikerjakan dengan
sumber yang
dimiliki.
Perencanaan
dilakukan untuk
menentukan
tujuan perusahaan
secara
keseluruhan dan
cara terbaik untuk
memenuhi tujuan
itu. Manajer
mengevaluasi
berbagai rencana
alternatif sebelum
mengambil
tindakan dan
kemudian melihat
apakah rencana
yang dipilih cocok
dan dapat
digunakan untuk
memenuhi tujuan
perusahaan.
Perencanaan
merupakan proses
terpenting dari
semua fungsi
manajemen
karena tanpa
perencanaan,
fungsi-fungsi
lainnya tak dapat
berjalan.
2. Pengorganisasian
(organizing)
dilakukan dengan
tujuan membagi
suatu kegiatan
besar menjadi
kegiatan-kegiatan
yang lebih kecil.
Pengorganisasian
mempermudah
manajer dalam
melakukan
pengawasan dan
menentukan
orang yang
dibutuhkan untuk
melaksanakan
tugas-tugas yang
telah dibagi-bagi
tersebut.
Pengorganisasian
dapat dilakukan
dengan cara
menentukan tugas
apa yang harus
dikerjakan, siapa
yang harus
mengerjakannya,
bagaimana tugas-
tugas tersebut
dikelompokkan,
siapa yang
bertanggung
jawab atas tugas
tersebut, pada
tingkatan mana
keputusan harus
diambil.
3. Pengarahan
(directing) adalah
suatu tindakan
untuk
mengusahakan
agar semua
anggota kelompok
berusaha untuk
mencapai sasaran
sesuai dengan
perencanaan
manajerial dan
usaha
Sampai saat ini,
masih belum ada
consensus baik di
antara praktisi
maupun di antara
teoritis mengenai
apa yang menjadi
fungsi-fungsi
manajemen, sering
pula disebut unsur-
unsur manajemen.
fungsi-fungsi
manajemen adalah
sebagai berikut:
Planning
Berbagai batasan
tentang planning dari
yang sangat
sederhana sampai
dengan yang sangat
rumit. Misalnya yang
sederhana saja
merumuskan bahwa
perencanaan adalah
penentuan
serangkaian tindakan
untuk mencapai
suatu hasil yang
diinginkan.
Pembatasan yang
terakhir
merumuskan
perencaan
merupakan
penetapan jawaban
kepada enam
pertanyaan berikut :
1. Tindakan apa yang
harus dikerjakan ?
2. Apakah sebabnya
tindakan itu harus
dikerjakan ?
3. Di manakah
tindakan itu harus
dikerjakan ?
4. kapankah tindakan
itu harus dikerjakan ?
5. Siapakah yang
akan mengerjakan
tindakan itu ?
6. Bagaimanakah
caranya
melaksanakan
tindakan itu ?
Menurut Stoner
Planning adalah
proses menetapkan
sasaran dan tindakan
yang perlu untuk
mencapai sasaran
tadi.
Organizing
Organizing
(organisasi) adalah
dua orang atau lebih
yang bekerja sama
dalam cara yang
terstruktur untuk
mencapai sasaran
spesifik atau
sejumlah sasaran.
Leading
Pekerjaan leading
meliputi lima
kegiatan yaitu :
• Mengambil
keputusan
• Mengadakan
komunikasi agar ada
saling pengertian
antara manajer dan
bawahan.
• Memberi
semangat, inspirasi,
dan dorongan
kepada bawahan
supaya mereka
bertindak.
Memeilih orang-
orang yang menjadi
anggota
kelompoknya, serta
memperbaiki
pengetahuan dan
sikap-sikap bawahan
agar mereka
terampil dalam
usaha mencapai
tujuan yang
ditetapkan.
Directing/
Commanding
Directing atau
Commanding adalah
fungsi manajemen
yang berhubungan
dengan usaha
memberi
bimbingan, saran,
perintah-perintah
atau instruksi kepada
bawahan dalam
melaksanakan tugas
masing-masing,
agar tugas dapat
dilaksanakan dengan
baik dan benar-
benar tertuju pada
tujuan yang telah
ditetapkan semula.
Motivating
Motivating atau
pemotivasian
kegiatan merupakan
salah satu fungsi
manajemen berupa
pemberian inspirasi,
semangat dan
dorongan kepada
bawahan, agar
bawahan melakukan
kegiatan secara suka
rela sesuai apa yang
diinginkan oleh
atasan.
Coordinating
Coordinating atau
pengkoordinasian
merupakan salah
satu fungsi
manajemen untuk
melakukan berbagai
kegiatan agar tidak
terjadi kekacauan,
percekcokan,
kekosongan
kegiatan, dengan
jalan
menghubungkan,
menyatukan dan
menyelaraskan
pekerjaan bawahan
sehingga terdapat
kerja sama yang
terarahdalam upaya
mencapai tujuan
organisasi.
Controlling
Controlling atau
pengawasan, sering
juga disebut
pengendalian adalah
salah satu fungsi
manajemen yang
berupa mengadakan
penilaian, bila perlu
mengadakan koreksi
sehingga apa yang
dilakukan bawahan
dapat diarahkan ke
jalan yang benar
dengan maksud
dengan tujuan yang
telah digariskan
semula.
Reporting
Adalah salah satu
fungsi manajemen
berupa
penyampaian
perkembangan atau
hasil kegiatan atau
pemberian
keterangan
mengenai segala hal
yang bertalian
dengan tugas dan
fungsi-fungsi kepada
pejabat yang lebih
tinggi.
Staffing
Staffing merupakan
salah satu fungsi
manajemen berupa
penyusunan
personalia pada
suatu organisasi
sejak dari merekrut
tenaga kerja,
pengembangannya
sampai dengan
usaha agar setiap
tenaga memberi
daya guna maksimal
kepada organisasi.
Forecasting
Forecasting adalah
meramalkan,
memproyrksikan,
atau mengadakan
taksiran terhadap
berbagai
kemungkinan yang
akan terjadi sebelum
suatu rancana yang
lebih pasti dapat
dilakukan.
Tool of
Management
Untuk mencapai
tujuan yang telah
ditentukan
diperlukan alat-alat
sarana (tools). Tools
merupakan syarat
suatu usaha untuk
mencapai hasil yang
ditetapkan. Tools
tersebut dikenal
dengan 6M, yaitu
men, money,
materials, machines,
method, dan
markets.
Man merujuk pada
sumber daya
manusia yang
dimiliki oleh
organisasi. Dalam
manajemen, faktor
manusia adalah
yang paling
menentukan.
Manusia yang
membuat tujuan
dan manusia pula
yang melakukan
proses untuk
mencapai tujuan.
Tanpa ada manusia
tidak ada proses
kerja, sebab pada
dasarnya manusia
adalah makhluk
kerja. Oleh karena
itu, manajemen
timbul karena
adanya orang-orang
yang berkerja sama
untuk mencapai
tujuan.
Money atau Uang
merupakan salah
satu unsur yang
tidak dapat
diabaikan. Uang
merupakan alat tukar
dan alat pengukur
nilai. Besar-kecilnya
hasil kegiatan dapat
diukur dari jumlah
uang yang beredar
dalam perusahaan.
Oleh karena itu uang
merupakan alat
(tools) yang penting
untuk mencapai
tujuan karena segala
sesuatu harus
diperhitungkan
secara rasional. Hal
ini akan
berhubungan
dengan berapa uang
yang harus
disediakan untuk
membiayai gaji
tenaga kerja, alat-alat
yang dibutuhkan
dan harus dibeli
serta berapa hasil
yang akan dicapai
dari suatu
organisasi.
Material terdiri dari
bahan setengah jadi
(raw material) dan
bahan jadi. Dalam
dunia usaha untuk
mencapai hasil yang
lebih baik, selain
manusia yang ahli
dalam bidangnya
juga harus dapat
menggunakan
bahan/materi-materi
sebagai salah satu
sarana. Sebab materi
dan manusia tidaki
dapat dipisahkan,
tanpa materi tidak
akan tercapai hasil
yang dikehendaki.
Machine atau Mesin
digunakan untuk
memberi
kemudahan atau
menghasilkan
keuntungan yang
lebih besar serta
menciptakan
efesiensi kerja.
Metode adalah suatu
tata cara kerja yang
memperlancar
jalannya pekerjaan
manajer. Sebuah
metode daat
dinyatakan sebagai
penetapan cara
pelaksanaan kerja
suatu tugas dengan
memberikan
berbagai
pertimbangan-
pertimbangan
kepada sasaran,
fasilitas-fasilitas yang
tersedia dan
penggunaan waktu,
serta uang dan
kegiatan usaha. Perlu
diingat meskipun
metode baik,
sedangkan orang
yang
melaksanakannya
tidak mengerti atau
tidak mempunyai
pengalaman maka
hasilnya tidak akan
memuaskan.
Dengan demikian,
peranan utama
dalam manajemen
tetap manusianya
sendiri.
Market atau pasar
adalah tempat di
mana organisasi
menyebarluaskan
(memasarkan)
produknya.
Memasarkan produk
sudah barang tentu
sangat penting
sebab bila barang
yang diproduksi
tidak laku, maka
proses produksi
barang akan
berhenti. Artinya,
proses kerja tidak
akan berlangsung.
Oleh sebab itu,
penguasaan pasar
dalam arti
menyebarkan hasil
produksi merupakan
faktor menentukan
dalam perusahaan.
Agar pasar dapat
dikuasai maka
kualitas dan harga
barang harus sesuai
dengan selera
konsumen dan daya
beli (kemampuan)
konsumen.
C. Tingkatan
Manajemen
(Manajemen
Level).
Tingkatan
manajemen dalam
organisasi akan
membagi tingkatan
manajer menjadi 3
tingkatan :
1. Manajer lini garis-
pertama (first line)
adalah tingkatan
manajemen paling
rendah dalam suatu
organisasi yang
memimpin dan
mengawasi tenaga-
tenaga operasional.
Dan mereka tidak
membawahi
manajer yang lain.
2. Manajer
menengah (Middle
Manager) adalah
manajemen
menengah dapat
meliputi beberapa
tingkatan dalam
suatu organisasi.
Para manajer
menengah
membawahi dan
mengarahkan
kegiatan-kegiatan
para manajer lainnya
kadang-kadang juga
karyawan
operasional.
3. Manajer Puncak
(Top Manager) terdiri
dari kelompok yang
relative kecil,
manager puncak
bertanggung jawab
atas manajemen
keseluruhan dari
organisasi.
Manajer adalah
seseorang yang
bekerja melalui
orang lain dengan
mengoordinasikan
kegiatan-kegiatan
mereka guna
mencapai sasaran
organisasi.
Tingkatan manajer
Piramida
jumlah
karyawan
pada
organisasi
dengan
struktur
tradisional,
berdasarkan
tingkatannya.
Pada organisasi
berstruktur
tradisional, manajer
sering dikelompokan
menjadi manajer
puncak, manajer
tingkat menengah,
dan manajer lini
pertama (biasanya
digambarkan
dengan bentuk
piramida, di mana
jumlah karyawan
lebih besar di bagian
bawah daripada di
puncak). Berikut ini
adalah tingkatan
manajer mulai dari
bawah ke atas:
Manejemen lini
pertama (first-
line
management) ,
dikenal pula
dengan istilah
manajemen
operasional,
merupakan
manajemen
tingkatan paling
rendah yang
bertugas
memimpin dan
mengawasi
karyawan non-
manajerial yang
terlibat dalam
proses produksi.
Mereka sering
disebut penyelia
(supervisor),
manajer shift,
manajer area,
manajer kantor,
manajer
departemen, atau
mandor
(foreman).
Manajemen
tingkat
menengah
(middle
management),
mencakup semua
manajemen yang
berada di antara
manajer lini
pertama dan
manajemen
puncak dan
bertugas sebagai
penghubung
antara keduanya.
Jabatan yang
termasuk manajer
menengah di
antaranya kepala
bagian, pemimpin
proyek, manajer
pabrik, atau
manajer divisi.
Manajemen
puncak (top
management),
dikenal pula
dengan istilah
executive officer.
Bertugas
merencanakan
kegiatan dan
strategi
perusahaan secara
umum dan
mengarahkan
jalannya
perusahaan.
Contoh top
manajemen
adalah CEO (Chief
Executive Officer),
CIO (Chief
Information
Officer), dan CFO
(Chief Financial
Officer).
Meskipun demikian,
tidak semua
organisasi dapat
menyelesaikan
pekerjaannya
dengan
menggunakan
bentuk piramida
tradisional ini.
Misalnya pada
organisasi yang lebih
fleksibel dan
sederhana, dengan
pekerjaan yang
dilakukan oleh tim
karyawan yang
selalu berubah,
berpindah dari satu
proyek ke proyek
lainnya sesuai
dengan dengan
permintaan
pekerjaan.
Peran manajer
Henry Mintzberg,
seorang ahli riset
ilmu manajemen,
mengemukakan
bahwa ada sepuluh
peran yang
dimainkan oleh
manajer di tempat
kerjanya. Ia
kemudian
mengelompokan
kesepuluh peran itu
ke dalam tiga
kelompok, yaitu:
1. Peran antarpribadi
Merupakan peran
yang melibatkan
orang dan
kewajiban lain,
yang bersifat
seremonial dan
simbolis. Peran ini
meliputi peran
sebagai figur
untuk anak buah,
pemimpin, dan
penghubung.
2. Peran
informasional
Meliputi peran
manajer sebagai
pemantau dan
penyebar
informasi, serta
peran sebagai juru
bicara.
3. Peran
pengambilan
keputusan
Yang termasuk
dalam kelompok
ini adalah peran
sebagai seorang
wirausahawan,
pemecah masalah,
pembagi sumber
daya, dan
perunding.
Mintzberg kemudian
menyimpulkan
bahwa secara garis
besar, aktivitas yang
dilakukan oleh
manajer adalah
berinteraksi dengan
orang lain.
Keterampilan
manajer
Gambar
ini
menunjukan
keterampilan
yang
dibutuhkan
manajer
pada
setiap
tingkatannya.
Robert L. Katz pada
tahun 1970-an
mengemukakan
bahwa setiap
manajer
membutuhkan
minimal tiga
keterampilan dasar.
Ketiga keterampilan
tersebut adalah:
1. Keterampilan
konseptual
(conceptional
skill)
Manajer tingkat
atas (top manager)
harus memiliki
keterampilan
untuk membuat
konsep, ide, dan
gagasan demi
kemajuan
organisasi.
Gagasan atau ide
serta konsep
tersebut kemudian
haruslah
dijabarkan
menjadi suatu
rencana kegiatan
untuk
mewujudkan
gagasan atau
konsepnya itu.
Proses penjabaran
ide menjadi suatu
rencana kerja
yang kongkret itu
biasanya disebut
sebagai proses
perencanaan atau
planning. Oleh
karena itu,
keterampilan
konsepsional juga
meruipakan
keterampilan
untuk membuat
rencana kerja.
2. Keterampilan
berhubungan
dengan orang
lain (humanity
skill)
Selain
kemampuan
konsepsional,
manajer juga
perlu dilengkapi
dengan
keterampilan
berkomunikasi
atau keterampilan
berhubungan
dengan orang lain,
yang disebut juga
keterampilan
kemanusiaan.
Komunikasi yang
persuasif harus
selalu diciptakan
oleh manajer
terhadap bawahan
yang dipimpinnya.
Dengan
komunikasi yang
persuasif,
bersahabat, dan
kebapakan akan
membuat
karyawan merasa
dihargai dan
kemudian mereka
akan bersikap
terbuka kepada
atasan.
Keterampilan
berkomunikasi
diperlukan, baik
pada tingkatan
manajemen atas,
menengah,
maupun bawah.
3. Keterampilan
teknis (technical
skill)
Keterampilan ini
pada umumnya
merupakan bekal
bagi manajer pada
tingkat yang lebih
rendah.
Keterampilan
teknis ini
merupakan
kemampuan
untuk
menjalankan suatu
pekerjaan tertentu,
misalnya
menggunakan
program
komputer,
memperbaiki
mesin, membuat
kursi, akuntansi
dan lain-lain.
Selain tiga
keterampilan dasar
di atas, Ricky W.
Griffin
menambahkan dua
keterampilan dasar
yang perlu dimiliki
manajer, yaitu:[5]
1. Keterampilan
manajemen
waktu
Merupakan
keterampilan yang
merujuk pada
kemampuan
seorang manajer
untuk
menggunakan
waktu yang
dimilikinya secara
bijaksana. Griffin
mengajukan
contoh kasus Lew
Frankfort dari
Coach. Pada tahun
2004, sebagai
manajer, Frankfort
digaji $2.000.000
per tahun. Jika
diasumsikan
bahwa ia bekerja
selama 50 jam per
minggu dengan
waktu cuti 2
minggu, maka gaji
Frankfort setiap
jamnya adalah
$800 per jam —
sekitar $13 per
menit. Dari sana
dapat kita lihat
bahwa setiap
menit yang
terbuang akan
sangat merugikan
perusahaan.
Kebanyakan
manajer, tentu
saja, memiliki gaji
yang jauh lebih
kecil dari Frankfort.
Namun demikian,
waktu yang
mereka miliki tetap
merupakan aset
berharga, dan
menyianyiakannya
berarti
membuang-
buang uang dan
mengurangi
produktivitas
perusahaan.
2. Keterampilan
membuat
keputusan
Merupakan
kemampuan
untuk
mendefinisikan
masalah dan
menentukan cara
terbaik dalam
memecahkannya.
Kemampuan
membuat
keputusan adalah
yang paling utama
bagi seorang
manajer, terutama
bagi kelompok
manajer atas (top
manager). Griffin
mengajukan tiga
langkah dalam
pembuatan
keputusan.
Pertama, seorang
manajer harus
mendefinisikan
masalah dan
mencari berbagai
alternatif yang
dapat diambil
untuk
menyelesaikannya.
Kedua, manajer
harus
mengevaluasi
setiap alternatif
yang ada dan
memilih sebuah
alternatif yang
dianggap paling
baik. Dan terakhir,
manajer harus
mengimplementasikan
alternatif yang
telah ia pilih serta
mengawasi dan
mengevaluasinya
agar tetap berada
di jalur yang
benar.

pengertian biaya (proposal)

LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Biaya
Menurut Harnanto (1992, hal. 24),
pengertian biaya adalah sebagai
berikut: Beban (expenses) adalah
penurunan manfaat ekonomi
selama suatu periode akuntansi
dalam bentuk arus keluar atau
berkurangnya aktiva atau terjadinya
kewajiban yang mengakibatkan
penurunan ekuitas yang tidak
menyangkui pembagian kepada
penanam modal. Dalam arti luas,
biaya (cost) adalah jumlah uang
yang dinyatakan dan sumber-
sumber (ekonomi) yang
dikorbankan terjadi dan akan terjadi
untuk rnendapatkan sesuatu atau
mencapai tujuan tertentu.
Sedangkan menurut lAl/SAK (1994),
pengertian biaya adalah
pengorbanan sumber ekonomi
yang diukur dalam satuan uang,
yang telah terjadi atau yang
kemungkinan akan terjadi untuk
tujuan tertentu, sehingga biaya
dalam arti luas diartikan sebagai
pengorbanan sumber ekonomi
untuk memperoleh aktiva.
2.2 Penggolongan Biaya
Terdapat lima cara penggolongan
biaya, menurut Mulyadi (1990, hal.
10), yaitu penggolongan biaya
menurut:
a) Obyek pengeluaran.
Dalam penggolongan ini, nama
obyek pengelaran merupakan dasar
penggolongan biaya. Misalnya nama
obyek pengeluaran adalah bahan
bakar, maka semua pengeluaran
yang berhubungan dengan bahan
bakar disebut "biaya bahan bakar".
b) Fungsi pokok dalam perusahaan.
Dalam perusahaan manufaktur, ada
tiga fungsi, yaitu fungsi produksi
fungsi pemasaran, dan fungsi
administrasi dan umum. Oleh
karena itu dalam perusahaan
manufaktur, biaya dapat
dikelompokkan menjadi tiga
kelompok:
1) Biaya produksi. Merupakan biaya-
biaya yang terjadi untuk mengolah
bahan baku menjadi produk jadi
yang siap untuk dijual. Contohnya
adalah biaya depresiasi mesin dan
equipment, biaya bahan baku, biaya
bahan penolong, biaya gaji
karyawan yang bekerja dalam
bagian-bagian, baik yang langsung
maupun yang tidak langsung
berhubugan dengan proses
produksi.
2) Biaya pemasaran. Merupakan
biaya-biaya yang terjadi untuk
melaksanakan kegiatan pemasaran
produk. Contohnya adalah biaya
biaya promosi, biaya angkutan dari
gudang perusahaan ke gudang
pembeli, gaji karyawan bagian-
bagian yang melaksanakan kegiatan
pemasaran, biaya contoh (sample).
3) Biaya administrasi dan umum.
Merupakan biaya-biaya untuk
mengkoordinasi kegiatan produksi
dan pemasaran produk. Contohnya
biaya ini adalah biaya gaji karyawan,
bagian keuangan, akuntansi,
personalia dan bagian hubungan
masyarakat.
Jumlah biaya pemasaran bisya
administrasi dan umum sering pula
disebut
istildh biaya komersial (commercial
expense)
c) Hubungan biaya dengan sesuatu
yang dibiayai.
Dalam hubungannya dengan
sesuatu yang dibiayai, biaya dapat
dikelompokkan menjadi dua
golongan:
1) Biaya langsung (direct cost)
Biaya langsung adalah biaya yang
terjadi, yang penyebab satu-satunya
adalah karena adanya sesuatu yang
dibiayai. Biaya produksi langsung
terdiri dari biaya bahan baku dan
biaya tenaga kerja langsung. Biaya
langsung departemen (direct
departemen cost) adalah semua
biaya yang terjadi di dalam
departemen tertentu. Contohnya
adalah biaya tenaga kerja yang
bekerja dalam Departemen
Pemeliharaan dan biaya depresiasi
mesin yang dipakai dalam
departemen tersebut.
2) Biaya tak langsung (indirect cost)
Biaya tak langsung adalah biaya
yang terjadi tidak hanya disebabkan
oleh sesuatu yang dibiayai. Biaya tak
langsung dalam hubungannya
dengan produk disebut dengan
istilah biaya produksi tak langsung
atau biaya overhead pabrik (factory
overhead cost). Contohnya biaya
yang terjadi di Pembangkit Tenaga
Listrik (biaya ini dinikmati oleh
departemen-departemen lain dalam
perusahaan, baik untuk penerangan
maupun untuk menggerakkan
mesin dan equipment yang pemakai
listrik).
d) Perilaku biaya dalam
hubungannya dengan perubahan
volume kegiatan.
Dalam hubungannya dengan
perubahan volume kegiatan, biaya
dapat digolongkan menjadi:
1) Biaya variabel. Biaya variabel
adalah biaya yang jumlah totalnya
berubah sebanding dengan
perubahan volume kegiatan.
Contohnya adalah biaya bahan baku
dan biaya tenaga kerja langsung.
2) Biaya semivariabel. Biaya
semivariabel adalah biaya yang
berubah tidak sebanding dengan
perubahan volume kegiatan. Biaya
ini mengandung unsur biaya tetap
dan unsur biaya variabel.
3) Biaya semitetap. Biaya semitetap
adalah biaya yang tetap untuk
tingkat volume kegiatan tertentu dan
berubah dengan jumlah yang
kostan pada volume produksi
tertentu.
4) Biaya tetap. Biaya tetap adalah
biaya yang jumlah totalnya tetap
dalam kisaran volume kegiatan
tertentu. Contohnya adalah gaji
direktur produksi.
e) Jangka waktu manfaatnya.
Biaya dapat dibagi menjadi dua
pengeluaran modal dan pengeluaran
pendapatan.
1) Pengeluaran modal (capital
expenditures) adalah biaya yang
mempunyai manfaat lebih dari satu
periode akuntansi (biasanya satu
tahun). Pengeluaran modal ini pada
saat terjadi dibebankan sebagai
harga pokok aktiva, dan dibebankan
dalam tahun-tahun yang menikmati
manfaatnya dengan cara
didepresiasi. diamortisasi atau
dideplesi.
2) Pengeluaran pendapatan (revenue
expenditures) adalah biaya yang
hanya mempunyai manfaat dalam
periode akuntansi terjadinya
pengeluaran tersebut.
Penggolongan biaya adalah
penggolongan proses
mengelompokkan secara sistematis
atas keseluruhan elemen yang ada
ke dalam golongan-golongan
tertentu yang lebih ringkas untuk
dapat memberikan informasi yang
lebih punya arti atau lebih penting.
Menurut Supriono (1993, hal. 32),
penggolongan biaya terbagi menjadi
6 (enam), yaitu:
a) Penggolongan biaya sesuai
dengan fungsi pokok dari kegiatan
aktivitas perusahaan (Cost Classified
Accounting to the Function of
Business Activity). Fungsi pokok dan
kegiatan perusahaan-perusahaan
dapat digolongkan ke dalam:
1) Fungsi produksi, yaitu fungsi
yang berhubungan dengan kegiatan
pengolahan bahan baku menjadi
produk selesai yang siap untuk
dijual.
2) Fungsi pemasaran, yaitu fungsi
yang berhubungan dengan kegiatan
penjualan produk selesai yang siap
dijual dengan cara yang
memuaskan
pembeli dan dapat memperoleh laba
sesuai yang diinginkan perusahaan
sampai dengan pengumpulan kas
dari hasil penjualan.
3) Fungsi administrasi dan urnum,
adalah fungsi yang berhubungan
dengan
kegiatan penentuan kebijakan,
pengarahan, dan pengawasan
kegiatan
perusahaan secara keseluruhan agar
dapat berhasil guna dan berdaya
guna.
4) Fungsi keuangan, yaitu fungsi
yang berhubungan dengan kegiatan
keuangan atau penyediaan dana
yang diperlukan perusahaan.
Atas dasar fungsi tersebut di atas,
biaya dapat dikelompokkan menjadi:
1) Biaya produksi, yaitu semua biaya
yang berhubungan dengan fungsi
produksi atau kegiatan pengolahan
bahan baku menjadi produk selesai.
Biaya produksi digolongkan ke
dalam: (a) Biaya bahan baku; (b)
Biaya tenaga kerja langsung; (c)
Biaya overhead pabrik.
2) Biaya pemasaran, yaitu biaya
dalam rangka penjualan produk
selesai sampai dengan
pengumpuian pihutang menjadi
kas. Biaya ini meliputi biaya untuk
melaksanakan: (a) fungsi penjualan;
(b) fungsi penggudangan produk
selesai; (c) fungsi pengepakan dan
pengiriman; (d) fungsi advertensi: (e)
fungsi pemberian kredit dan
pengumpulan pihutang; (6) fungsi
pembuatan faktur atau administrasi
penjualan.
3) Biaya administrasi dan umum.
yaitu semua biaya yang
berhubungan
dengan fungsi administrasi dan
umum.
4) Biaya keuangan, adalah semua
biaya yang terjadi dalam
melaksanakan
fungsi keuangan, misalnya: biaya
bunga.
b) Penggolongan biaya sesuai
dengan periode akuntansi di mana
biaya akan dibebankan
penggolongan pengeluaran adalah
sebagai berikut:
1) Pengeluaran modal (Capital
Expenditure). Adalah pengeluaran
yang akan dapat memberikan
manfaat (benefit) pada beberapa
periode akuntansi atau pengeluaran
yang akan dapat memberikan
manfaat pada periode akuntansi
yang akan datang.
b. Pengeluaran penghasilan
(Revenues Expenditures). Adalah
pengeluaran yang akan memberikan
manfaat hanya pada periode
akuntansi di mana pengeluaran
terjadi.
c) Penggolongan biaya sesuai
dengan tendensi perubahannya
terhadap aktivitas atau kegiatan atau
volume
1) Biaya tetap (h'txed Coat). Biaya
tetap memiliki karakteristik sebagai
berikut:
a. Biaya yang jumlah totalnya tetap
konstan tidak dipengaruhi oleh
perubahan volume kegiatan atau
aktivitas sampai dengan tingkatan
tertentu.
b. Pada biaya tetap, biaya satuan
(unit cost) akan berubah berbanding
terbalik dengan perubahan volume
kegiatan, semakin tinggi volume
kegiatan semakin rendah biaya
satuan, semakin rendah volume
kegiatan semakin tinggi biaya
satuan.
2) Biaya variabel (variable cost).
Biaya variabel memiliki karakteristik
sebagai berikut:
a. Biaya yang jumlah totalnya akan
berubah secara sebanding
(proportional) dengan perubahan
volume kegiatan, semakin besar
volume kegiatan semakin tinggi
jumlah total biaya variabel, semakin
rendah volume kegiatan semakin
rendah jumlah total biaya variabel.
b. Pada biaya variabel, biaya satuan
tidak dipengaruhi oleh perubahan
volume kegiatan, jadi biaya satuan
konstan.
3) Biaya semi variabel (Semi variable
cost). Biaya semi variabel memiliki
karakteristik sebagai berikut:
a. Biaya yang jumlah totalnya akan
berubah sesuai dengan perubahan
volume kegiatan, akan tetapi sifat
perubahannya tidak sebanding.
b. Pada biaya semi variabel, biaya
satuan akan berubah terbalik
dihubungkan dengan perubahan
volume kegiatan tetapi sifatnya tidak
sebanding.
d) Penggolongan biaya sesuai
dengan obyek atau pusat biaya
yang dibiayai.
Biaya dibagi menjadi:
1) Biaya langsung (Direct cost). Biaya
langsung adalah biaya yang
terjadinya atau manfaatnya dapat
diidentifikasikan kepada obyek atau
pusat biaya tertentu.
2) Biaya tidak langsung (Indirect
cost). Biaya tidak langsung adalah
biaya yang terjadinya atau
manfaatnya tidak dapat
diidentifikasikan pada obyek atau
pusat biaya tettentu, atau biaya yang
manfaatnya dinikmati oleh beberapa
obyek atau pusat biaya.
Tujuan penggolongan pabrik ke
dalam departemen-departemen,
disebut departemenisasi, adalah:
1) Untuk ketelitian pembebanan
harga pokok.
2) Untuk pengendalian biaya.
e) Penggolongan biaya untuk tujuan
pengendalian biaya
Untuk pengendalian biaya informasi
biaya yang ditujukan kepada
menejemen dikelompokkan ke
dalam:
1) Biaya terkendalikan (Controllable
cost). Biaya terkendalikan adalah
biaya yang secara langsung dapat
dipengaruhi oleh seorang pimpinan
tertentu dalam jangka waktu
tertentu.
2) Biaya tidak terkendalikan
(Uncontrollable cost). Biaya tidak
terkendalikan adalah biaya yang
tidak dapat dipengaruhi oleh
seorang pimpinan/pejabat tertentu
berdasar wewenang yang dia miliki
atau tidak dapat dipengaruhi oleh
seorang pejabat dalam jangka
waktu tertentu.
f) Penggolongan biaya sesuai
dengan tujuan pengambilan
keputusan
Untuk tujuan pengambilan
keputusan oleh menejemen data
biaya dikelompokkan ke dalam;
1) Biaya relevan. Adalah biaya yang
akan mempengaruhi pengambilan
keputusan, oleh karena itu biaya
tersebut harus diperhitungkan di
dalam pengambilan keputusan.
2) Biaya tidak relevan (irrelevant
cost). Biava tidak relevan adalah
biaya yang tidak mempengaruhi
pengambilan keputusan, oleh karena
itu biaya ini tidak perlu
diperhitungkan atau
dipertimbangkan dalam proses
pengambilan keputusan.
Menurut Mas'ud (1996, hal 80),
biaya dibagi menjadi lima bagian
yaitu:
a) Klasifikasi biaya bendasarkan
tingkah laku.
Biaya diklasifikasikan berdasar
tingkah laku biaya dalam
hubungannya dengan volume
produksi/penjualan maka biaya
dikelompokkan ke dalam tiga jenis
biaya yaitu:
1) Biaya variabel. Biaya yang
bervariasi langsung (proporsional)
dengan
kuantitas yang diproduksi naik
(berubah) sebesar perubahan
kuantitas
dikalikan biaya variabel per satuan
dan sebaliknya apabila turun.
Contoh biaya
ini adalah bahan baku (direct
material).
2) Biaya tetap. Biaya yang jumlah
nilainya akan tetap walaupun jumlah
yang diproduksi/dijual berubah-
ubah dalam kepasitas normal.
Contoh biaya sewa gedung untuk
pabrik yang dibayar tahunan.
3) Biaya semi variabel. Jenis biaya ini
jumlahnya berubah-ubah dalam
hubungannya dengan perubahan
kuantitas yang diprodusir tctapi
perubahannya tidak proporsional.
Contoh biaya pengawas dengan
insentif sesuai dengan kapasitas
produksi.
b) Klasifikasi berdasarkan
pertanggungjawaban.
Biaya dalam hubungannya dengan
pertanggungjawaban
dikelompokkan menjadi dua yaitu:
1) Biaya terkendali (controlable cost).
Merupakan biaya yang dikeluarkan
oleh suatu tempat biaya (misalnya
departemen atau bagian) dan atas
pengeluaran biaya tersebut
seseorang harus
mempertanggungjawabkannya.
Sebagai contoh adalah biaya iklan
untuk menjual produk, merupakan
tanggung jawab bagian penjualan
atau manajer penjualan, dan biaya
iklan ini adalah biaya terkendali buat
departemen penjualan.
2) Biaya tak terkendali
(Uncontrollable cost). Adalah biaya
tidak bisa dibebankan tanggung
jawab pengeluarannya oleh seorang
manajer pusat biaya. Biaya
penyusutan mesin misalnya, tidak
bisa dipengaruhi dan bukan
tanggungjawab manajer pusat
biaya.
c) Klasifikasi biaya herdasar obyek.
Berdasarkan obyeknya, biaya ini
dikelompokkan menjadi dua jenis
yaitu:
1) Biaya langsung (direct cost).
Adalah biaya yang dikeluarkan atau
dibebankan di mana biaya tersebut
bisa langsung dihubungkan dengan
obyek yang dibiayai atau dibebani
2) Biaya tak langsung (indirect cost).
Adalah biaya yang dikeluarkan atau
dibebankan dimana biaya tersebut
tidak bisa dihubungkan langsung
dengan obyek.
d) Klasifikasi biaya dalam
hubungannya dengan produk
Biaya produksi/biaya pabrik
merupakan biaya yang dipakai
untuk menilai persediaan yang
dicantumkan dalam laporan
keuangan, dan jumlahnya relatif
lebih besar daripada jenis biaya lain,
dan kegiatan produksi selalu terjadi
berulang-ulang dalam pola yang
sama secara rutin, dibanding jenis
kegiatan seperti litbang, distribusi
dan sebagainya.
1) Biaya bahan dasar (material).
Dalam arti luas adalah elemen yang
digunakan sebagai dasar pembuatan
barang jadi, tetapi ada kemungkinan
barang jadi dari produk suatu
perusahaan merupakan material dari
perusahaan lain. Untuk tujuan
akuntansi bahan dasar dipisahkan ke
dalam dua kategori yaitu:
a. Bahan dasar langsung, yaitu
bahan yang menjadi bagian
menyeluruh dari
produk jadi.
b. Bahan dasar tak langsung, yaitu
merupakan bahan dasar (material)
yang
digunakan untuk membuat produk,
tetapi jumlahnya sangat kecil, dan
bukan merupakan bagian
menyeluruh dari produk jadi.
2) Biaya tenaga kerja (labor). Adalah
biaya yang dikeluarkan untuk
mengerjakan bahan dasar sampai
menjadi barang jadi. Biaya tenaga
kerja langsung merupakan biaya
yang dikeluarkan untuk tenaga kerja
yang langsung menangani
pembuatan (proses) dan bahan
dasar sampai menjadi barang jadi
dan sebaliknya, tenaga kerja tak
langsung adalah biaya yang
dikeluarkan untuk tenaga kerja yang
menyumbangkan jasanya untuk
pembuatan bahan dasar menjadi
barang jadi tetapi tidak langsung
menangani pembuatannya misalnya
gaji pengawas yang mengawasi
para pekerja yang menangani
langsung pembuatan kursi tersebut.
3) Biaya overhead pabrik (Factory
overhead). Dalam artian ini, biaya
overhead pabrik termasuk biaya
bahan dasar tak langsung dan biaya
tenaga kerja tak tak langsung.
Pemisahan langsung dan tak
langsung biaya dalam konteks yang
merupakan pemisahan biaya umum
tetapi dalam konteks yang lain
berbeda, selain itu pemisahan
langsung dan tak langsungnya biaya
juga dipengaruhi oleh metoda
pengumpulan biaya.
e) Klasifikasi biaya berdasar fungsi
operasi non produksi
Biaya non manufaktur
dikelompokkan berdasarkan
fungsinya yaitu:
1) Biaya distribusi, biaya yang
dikelompokkan dalam biaya
distribusi berlain-lainan pada
berbagai jenis perusahaan tetapi
pada umumnya biaya distribusi
mempunyai dua pengertian.
a. Pengertian sempit yaitu biaya
untuk menyebar (memasarkan)
barang
pada konsumen atau sering disebut
biaya pemasaran (marketing
expense).
b. Pengertian luas biaya yaitu biaya
yang dikeluarkan dari mulai barang
selesai dibuat sampai ke tangan
konsumen, di mana yang termasuk
jenis
biaya ini meliputi biaya penjualan,
biaya pengiriman. advertensi, gaji
salesman dan sebagainya.
2) Biaya administrasi (administrative
expense), kelompok biaya
administrasi pada
umumnya disatukan dengan biaya
umum dengan nama biaya
administrasi dan
umum (termasuk biaya-biaya unluk
mengelola administrasi perusahaan,
biaya
bagian akuntansi, dan sebagainya).
3) Biaya riset dan pengembangan
(research and development costs),
seluruh biaya
untuk penyelidikan dan
pengembangan yang berkenaan
dengan produk baru
atau penemuan-penemuan lainnya.
4) Biaya-biaya keuangan (financial
costs), adalah biaya-biaya yang
berhubungan dengan pengeluaran;
saham obligasi dan surat-surat
berharga lainnya, termasuk
penyebaran (penjualan) dari sural-
surat berharga tersebut.
2.3 Manfaat Penggolongan Biaya
Menurut Mulyadi (1993, hal. 165),
manfaat penggolongan biaya
sebagai berikut:
a) Untuk mengetahui harga pokok
produk yang diproduksi dalam
bulan tertentu.
b) Sebagai dasar pengambilan
keputusan biaya dimasa yang akan
datang.
c) Untuk memperjelas tugas
wewenang dan tanggung jawab
tiap-tiap manajer.
Menurut Murti dan John (1998, hal.
424), manfaat penggolongan biaya
adalah:
a) Memberikan kemudahan
pendistribusian biaya secara merata.
b) Memberikan keadilan atau beban
yang pantas terhadap suatu produk.
Menurut Charles (1997, hal. 328)
manfaat penggolongan biaya adalah
untuk mengadakan penilaian
persediaan dan untuk pengambilan
keputusan seperti penentuan harga,
menambah produk dan
mempromosikan produk.
2.4 Pengertian Harga
Menurut Alfred dan Douglas (1997,
hal. 29-30, harga dari sesuatu
barang adalah tingkat pertukaran
barang itu dengan barang lain.
Sebagaimana telah kita ketahui salah
satu tugas pokok ekonomi itu adalah
menjelaskan mengapa barang-
barang mempunyai harga dan
mengapa ada barang-barang yang
mahal dan ada yang murah
harganya. Ahli ekonomi telah
menyusun teori harga umum yang
bisa dipakai untuk menganalisa
semua problem yang menyangkut
harga. Semua problem ini, seperti
penentuan harga barang-barang
konsumsi, tingkat upah, tingkat
devisa, harga-harga pasar modal
dan sebagainya, menggambarkan
prinsip-prinsip umum penentuan
harga.
Murti dan John dalam marketing mix
(1998, hal. 281) menyatakan bahwa
harga merupakan satu-satunya
komponen yang menghasilkan
pendapatan, sedangkan unsur
lainnya dalam (marketing mix)
menunjukkan biaya. Harga adalah
jumlah uang (ditambah beberapa
produk kalau mungkin) yang
dibutuhkan untuk mendapatkan
sejumlah kombinasi dari barang
beserta pelayanannya.
Menurut Marius (1995, hal. 25),
harga adalah jumlah uang yang
harus konsumen bayarkan untuk
mendapatkan produk tersebut.
sedangkan menurut Marius dalam
William (1999, hal. 174), harga
adalah jumlah uang (kemungkinan
ditambah beberapa barang) yang
dibutuhkan untuk memperoteh
beberapa kombinasi sebuah produk
dan pelayanan yang menyertainya.
Menurut Merius dalam Jerome
(1999, hal. 174), harga (price) adalah
apa yang dibebankan untuk sesuatu.
2.5 Tujuan Penetapan Harga
Menurut Merius (1999, hal. 177),
tujuan dalam penetapan harga atas
barang atau jasa yang dihasilkan
antara lain sebagai berikut:
a) Mendapatkan laba maksimal
b) Mendapatkan pengembalian
investasi yang ditargetkan atau
pengembalian
pada penjualan bersih
c) Mencegah atau mengurangi
persaingan
d) Mempertahankan atau
memperbaiki harga perlembar
saham.
Menurut Murti-John (1998, hal. 281).
tujuan suatu harga ditetapkan pada
umumnya bertujuan untuk:
a) Meningkatkan penjualan
b) Mempertahankan dan
memperbaiki harga perlembar
saham
c) Menstabilkan tingkat harga
d) Mengembalikan investasi
e) Mencapai laba maksimum.
Sedangkan menurut Alfred dan
Douglas (1984, hal. 29), sebagai
berikut: Harga yang dikemukakan
ahli ekonomi yang telah disusun
dalam teori harga umum bertujuan
untuk menganalisa semua problem
yang menyangkut harga, seperti
penentuan harga barang konsumsi,
tingkat upah, tingkat devisa, harga-
harga pasar modal dan sebagainya.
2.6 Metode Penetapan Harga
Ada beberapa metode yang dapat
digunakan sebagai rancangan dan
variasi, dalam penetapan harga
menurut Marras (1999. hal. 181-185),
harga dapat ditentukan atau
dihitung :
a) Harga didasarkan pada biaya total
ditambah laba yang diinginkan (cost
plus pricing method). Metode
penetapan harga ini adalah metode
yang paling sederhana di mana
penjualan atau produsen
menetapkan harga jual untuk satu
barang yang besarnya sama
dengan jumlah biaya per unit
ditambah dengan suatu jumlah
untuk laba yang diinginkan (margin)
pada tiap-tiap unit tersebut sehingga
formula menjadi:
Cost plus pricing method = Biaya
total + laba = Harga jual
Metode ini mempertimbangkan
bahwa ada bermacam-macam jenis
biaya dan biaya ini dipengaruhi
secara berbeda oleh kenaikan atau
penurunan keluaran (output) = hasil
nyata.
Mark Up Pricing Method
Variasi lain dari melode cost plux
adalah mark up pricing method
yang banyak dipakai oleh pedagang.
Para pedagang yang membeli
barang-barang dagangan akan
menentukan harga jualnya setelah
menambah harga belinya sejumlah
mark up (kelebihan harga jual di atas
harga belinya). Jadi formulanya
menjadi: Harga Beli + Mark Up =
Harga Jual
b) Harga yang berdasarkan pada
keseimbangan antara permintaan
dan suplai. Metode penetapan harga
yang lain adalah metode
menentukan harga terbaik demi
tercapainya laba yang optimal
melalui keseimbangan antara biaya
dengan permintaan pasar. Metode
ini memang paling cocok bagi
perusahaan yang tujuan penetapan
harga-harganya memaksimalkan
laba.
Dalam menentukan harga dan
mendayagunakannya tentunya
perlu pemahaman tentang konsep-
konsep istilah berikut seperti:
1) Biaya tetap total (Total fixed cost).
2) Biaya variabel (Variable cost).
3) Biaya total (Total cost).
4) Biaya marginal (Marginal cost).
Analisa suplai dan permintaan yang
dipakai sebagai dasar penetapan
harga kurang didayagunakan dalam
kalangan bisnis. Menurut mereka
analisa ini hanya bisa dipakai untuk
mempelajari perkembangan harga
masa lalu, tidak bisa didayagunakan
sebagai pegangan praktis dalam
penetapan harga sekarang dan akan
datang.
c) Penetapan harga yang ditetapkan
atas dasar kekuatan pasar.
Penetapan harga yang ditetapkan
atas dasar kekuatan pasar adalah
suatu metode penetapan harga
yang berorientasi pada kekuatan
pasar di mana harga akan
menentukan harga jualnya setelah
menambah harga belinya sejumlah
mark up (kelebihan harga di atas
harga belinya) Jadi furmulanya
menjadi:
Harga beli + Makr Up = Harga Jual
d) Harga yang berdasarkan
keseimbangan antara suplai dan
permintaan. Metode ini memang
paling cocok bagi perusahaan yang
tujuan penetapan harga-harganya
memaksimalkan laba.
Analisa permintaan dan suplai yang
dipakai sebagai dasar penetapan
harga kurang didayagunakan dalam
kalangan bisnis. Menurut mereka
analisa ini hanya bisa digunakan
untuk mempelajari perkembangan
harga masa lalu, tidak dapat
dipergunakan sebagai pegangan
praktis dalam penetapan harga
sekarang dan akan datang.
e) Penetapan harga atas dasar
kekuatan pasar. Penetapan harga ini
merupakan suatu metode
penetapan harga yang berorientasi
pada kekuatan pasar dimana harga
jual dapat ditetapkan sama dengan
harga jual pesaing, di atas harga
pesaing atau di bawah harga
pesaing.
1) Penetapan harga sama dengan
harga saingan. Penetapan harga
seperti ini memang akan lebih
menguntungkan jika dipakai pada
saat harga dalam persaingan itu
tinggi. Dan pada umumnya
digunakan oleh penjual untuk
barang-barang standar.
2) Penetapan harga di bawah harga
saingan. Penetapan harga seperti ini
biasanya digunakan oleh para
pengecer dan seringkali produsen
tidak mengetahui adanya praktek-
praktek yang demikian. Pengecer
pada dasarnya melihat bahwa nama
baik produsen ikut membawa nama
baik pengecer.
3) Penetapan harga di atas harga
saingan. Penetapan harga demikian
memang hanya sesuai digunakan
oleh perusahaan yang sudah
memiiiki reputasi atau perusahaan
yang menghasilkan barang-barang
prestise. Hal ini dilatarbelakangi
suatu pertimbangan bahwa
seringkali konsumen kurang
memperhatikan harga dalam
pembeliannya, tetapi konsumen
lebih mengutamakan kualitas/faktor
prestise yang akan diperolehnya dari
barang tersebut.
Menurut Murti-John (1998, hal.
284-288), metode penetapan harga
sebagai berikut:
a) Menghitung seluruh biaya tiap
unit ditambah marjin tertentu (laba
yang dikehendaki).
b) Menghitung terlebih dulu titik
pulang pokok penjualan atau Break
Even Point, yaitu titik di mana
jumlah penerimaan penjualan persis
sama dengan seluruh biaya yang
dikeluarkan (Total Revenue = Total
Cost), apabila penjualan berada di
bawah BEP, maka perusahaan
menderita kerugian.
c) Menetapkan harga yang setinggi-
tingginya. Hal ini biasanya
mempunyai tujuan:
1) Untuk berjaga-jaga terhadap
kekeliruan di dalam penetapan harga
2) Untuk mempertinggi citra produk
3) Untuk mencapai keuntungan per
kesatuan produk yang tinggi.
Kelemahan metode ini ialah:
a. Sulit untuk menemukan pembeli
yang bersedia membeli produk baik
produk itu masih baru maupun
yang telah berada pada tahap
kejenuhan.
b. Memberi kesempatan kepada
pesaing untuk merebut konsumen.
d) Menetapkan harga yang
serendah-rendahnya. Strategi ini
dapat dipakai apabila perusahaan
menginginkan volume penjualan
yang tinggi dan laba tiap kesatuan
produk relatif rendah. Namun
demikian strategi ini dirasa lebih
agresif dapat memperkuat
kedudukan perusahaan di pasar.
Dalam penetapan harga, sering kita
jumpai harga ditetapkan secara:
a) Psikologis. Penetapan harga ini
biasanya diberikan pada para
penyalur atau pengecer.
b) Bertingkat. Penetapan ini juga
lebih sering digunakan oleh
pengecer daripada pedagang besar
atau oleh perusahaan sendiri.
c) Pemberian potongan pembelian:
Di sini penjual memberikan
potongan (discount) yaitu,
pengurangan dari harga yang ada
dan potongan ini diwujudkan dalam
bentuk tunai.
Beberapa jenis potongan pembelian
yaitu : a. potongan kuantitas, b.
potongan tunai, c. Potongan dagang
d) Geografis. Penjualan kadangkala
membedakan harga produk untuk
daerah penjualan yang berbeda-
beda. Hal ini disebabkan untuk
pengiriman keluar kota/keluar pulau
harus, ditambah ongkos kirim atau
ongkos angkut. Sehingga bisa
ditanggung seluruhnya oleh penjual
atau pembeli dapat pula ditanggung
secara bersama-sama yaitu masing-
masing menanggung sebagian saja.
2.7 Metode Penentuan Harga Pokok
Untuk penentuan besarnya harga
pokok produk dalam proses awal
periode dapat dipakai tiga metode,
yaitu:
a) Metode harga pokok rata-rata
(avarge costing method).
Perlakuan produk dalam proses
awal dengan rnetode harga pokok
rata-rata memiliki karakteristik
sebagai berikut:
1) Setiap elemen harga pokok
produk dalam proses awal
digabungkan dengan elemen biaya
yang terjadi dalam periode yang
bersangkutan.
2) Oleh karena setiap elemen harga
pokok produk dalam proses
digabungkan dengan biaya periode
yang bersangkutan, harga pokok
produk dalam proses awal harus
dipecah kembali ke dalam setiap
elemen biaya.
3) Produksi Ekuivalen = Produk
Selesai + Produk Dalam Proses
Akhir (Tingkat Penyelesaian).
4) Besarnya harga pokok satuan
untuk setiap elemen biaya dihitung
dengan cara membagi jumlah total
elemen biaya yang bersangkutan
setelah digabung dengan jumlah
produksi ekuivalen dari elemen
biaya yang bersangkutan.
5) Tidak dibedakan asal dari produk
selesai dan produk dalam proses
akhir apakah dari produk dalam
proses awal atau dari produk yang
baru dimasukkan proses.
b) Metode harga pokok pertama
masuk pertama ke luar (first in first
out costing method).
Perlakuan produk dalam proses
awal dengan metode harga pokok
pertama masuk pertama ke luar
memiliki karakteristik sebagai berikut:
1) Proses produksi dianggap untuk
menyelesaikan produk dalam
proses awal menjadi produk selesai,
baru kemudian untuk mengolah
produk yang baru masuk proses
yang sebagian akan menjadi bagian
produk selesai yang disebut
production current dan sisanya
merupakan produk dalam proses
pada akhir periode.
2) Setiap elemen harga pokok
produk dalam proses awal tidak
digabungkan dengan elemen biaya
yang terjadi dalam penode yang
bersangkutan.
3) Harga pokok produk dalam
proses pada awal penode tidak perlu
dipecah kembali menurut
elemennya ke dalam setiap elemen
biaya.
4) Produksi ekuivalen = (Produksi
dalam proses awal x Tingkat
penyelesaian yang diperlukan) +
Produksi current + (Produk dalam
proses akhir x Tingkat penyelesaian
yang sudah dinikmati).
5) Besarnya harga pokok satuan
setiap elemen biaya dihitung sebesar
elemen biaya yang terjadi pada
periode yang bersangkutan dibagi
jumlah produksi ekuivalen dari
elemen biaya yang bersangkutan.
6) Harga pokok produk selesai
dipisahkan menjadi dua golongan,
pertama, produk selesai yang
berasal dari produk dalam proses
awal, kedua, produk selesai yang
berasal dari produksi current.
c) Metode harga pokok terakhir
masuk pertama ke luar (last in first
out costing method).
Perlakuan produk dalam proses
awal dengan metode terakhir masuk
pertama ke luar memiliki
karakteristik sebagai berikut:
1) Proses produksi dianggap untuk
menyelesaikan produk yang baru
masuk proses pada periode yang
bersangkutan, apabila semua
produk yang baru masuk proses
sudah dapat diselesaikan kemudian
untuk mengolah produk dalam
proses awal.
2) Setiap elemen harga pokok
produk dalam proses awal periode
tidak perlu
digabungkan dengan setiap elemen
biaya yang terjadi pada periode
yang
bersangkutan.
3) Besarnya produksi ekuivalen
dapat dihitung sebagai berikut:
a. Proses ekuivalen = Produk selesai
+ ((Produk dalam proses akhir x
Tingkat penyelesaian yang sudah
dinikmati) - (Produk dalam proses
awal x Tingkat penyelesaian yang
sudah dinikmati periode
sebeyimnya)).
b. Produksi ekuivalen = Produk
selesai dari produk yang baru
masuk proses - Tingkat
penyelesaian yang masih diperlukan
untuk menyelesaikan).
4) Besarnya harga pokok satuan
setiap elemen biaya dihitung dengan
cara membagi elemen biaya tertentu
yang terjadi pada periode yang
bersangkutan dengan produksi
ekuivalen biaya yang bersangkutan.
5) Dibedakan asal dari produk selesai
atau produk dalam proses akhir dari
produk yang baru masuk proses
dengan yang berasal dari produk
dalam proses awal.
2.8 Metode Pengumpulan Harga
Pokok
Menurut Supriyono (1983, hal. 36),
secara ekstrim pola pengumpulan
harga pokok dapat dikelompokkan
menjadi dua metode yaitu:
a) Metode harga pokok pesanan (job
order coal method)
Metode harga pokok pesanan adalah
metode pengumpulan harga pokok
produk di mana biaya dikumpulkan
untuk setiap pesanan atau kontrak
atau jasa secara terpisah, dan setiap
pesanan atau kontrak dapat
dipisahkan identitasnya. Pengolahan
produk akan dimulai setelah
datangnya pesanan dari langganan/
pembeli melalui dokumen pesanan
penjualan (sales order), yang
memuat jenis dan jumlah produk
yang dipesan, spesifikasi pesanan,
tanggal pesanan diterima dan harus
diserahkan. Contoh perusahaan
yang berproduksi atau
menghasilkan jasa atas dasar
pesanan misalnya perusahaan
percetakan, kontraktor bangunan,
kantor akuntan atau konsultan,
pabrik botol dan sebagainya.
b) Metode harga pokok proses
(proses cost method)
Metode harga pokok proses adalah
rnetode pengumpulan harga pokok
produk dimana biaya dikumpulkan
untuk setiap satuan waktu tetentu,
misalnya bulan, triwulan, semester,
tahun.
Pada metode harga pokok proses
perusahaan menghasilkan produk
yang homogen, bentuk produk
bersifat standar, dan tidak
tergantung spesifikasi yang diminta
oleh pembeli. Contoh perusahaan
yang menghasilkan produk atau
jasa dasar proses misalnya: pabrik
semen, kertas, petrokimia, tekstil,
penyulingan minyak mentah, PLN,
air minum, perusahaan angkutan
dan sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
Alfred dan Douglas, Teori Ekonomi
(Permintaan dan Pengendalian), Edisi
Kesatu. Penerbit Ghalia Indonesia,
1979.
Angipora, Menus P., Dasar-dasar
Pamasaran, Edisi Kesatu. Penerbit
Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1999.
Harnanto, Akuntansi Biaya:
Perhitungan Harga Pokok Produk,
Penerbit BPFE-Yogyakarta, 1991.
Matz Usry, Akuntansi Biaya
(Perencanaan dan Pengendalian),
Jilid 1, Edisi Kedelapan. Penerbit
Erlangga, 1988.
Mulyadi, Akuntansi Biaya, Penerbit
BPFE-Yogyakarta, 1990.
Sumarni, Murti dan Soeprihanto
Jhon, Pengantar Bisnis (Dasar-dasar
Ekonomi Perusahaan), Edisi kelima,
Penerbit Liberti, Yogyakarta, 1987.
Supriono, Akuntansi Biaya:
Pengumpulan Biaya dan Penentuan
Harga Pokok, Penerbit
BPFE,Yogyakarta, 1983.

pengertian biaya

Pengertian Biaya
Menurut Supriyono
(2000;16), Biaya
adalah harga
perolehan yang
dikorbankan atau
digunakan dalam
rangka memperoleh
penghasilan atau
revenue yang akan
dipakai sebagai
pengurang
penghasilan.
Menurut Henry
Simamora
(2002;36), Biaya
adalah kas atau nilai
setara kas yang
dikorbankan untuk
barang atau jasa
yang diharapkan
memberi manfaat
pada saat ini atau di
masa mendatang
bagi organisasi.
Menurut Mulyadi
(2001;8), Biaya
adalah pengorbanan
sumber ekonomis
yang diukur dalam
satuan uang, yang
telah terjadi, sedang
terjadi atau yang
kemungkinan akan
terjadi untuk tujuan
tertentu.
Menurut Masiyah
Kholmi, Biaya
adalah pengorbanan
sumber daya atau
nilai ekuivalen kas
yang dikorbankan
untuk mendapatkan
barang atau jasa
yang diharapkan
memberi manfaat di
saat sekarang atau di
masa yang akan
datang bagi
perusahaan.
Penggolongan
Biaya
Menurut Mulyadi
(2005:13), Biaya
digolongkan sebagai
berikut;
1. Menurut Objek
Pengeluaran.
Penggolongan ini
merupakan
penggolongan yang
paling
sederhana, yaitu
berdasarkan penjelasan
singkat mengenai
suatu objek
pengeluaran,
misalnya
pengeluaran yang
berhubungan
dengan telepon
disebut “biaya
telepon”.
2. Menurut Fungsi
Pokok dalam
Perusahaan, biaya
dapat digolongkan
menjadi 3 kelompok,
yaitu: (1). Biaya
Produksi, yaitu
semua biaya yang
berhubungan
dengan fungsi
produksi atau
kegiatan pengolahan
bahan baku menjadi
produk selesai. Biaya
produksi dapat
digolongkan ke
dalam biaya bahan
baku, biaya tenaga
kerja, dan biaya
overhead pabrik.
(2). Biaya
Pemasaran, adalah
biaya-biaya yang
terjadi untuk
melaksanakan
kegiatan pemasaran
produk, contohnya
biaya iklan, biaya
promosi, biaya
sampel, dll. (3).
Biaya Administrasi
dan Umum, yaitu
biaya-biaya untuk
mengkoordinasikan
kegiatan-kegiatan
produksi dan
pemasaran produk,
contohnya gaji
bagian akuntansi,
gaji personalia, dll.
3. Menurut
Hubungan Biaya
dengan Sesuatu
Yang Dibiayai. Ada 2
golongan, yaitu: (1).
Biaya Langsung
(direct cost),
merupakan biaya
yang terjadi dimana
penyebab satu-
satunya adalah
karena ada sesuatu
yang harus dibiayai.
Dalam kaitannya
dengan produk,
biaya langsung
terdiri dari biaya
bahan baku dan
biaya tenaga kerja
langsung. (2). Biaya
Tidak Langsung
(indirect cost),
biaya yang terjadi
tidak hanya
disebabkan oleh
sesuatu yang
dibiayai, dalam
hubungannya
dengan produk,
biaya tidak langsung
dikenal dengan biaya
overhead pabrik.
4. Menurut Perilaku
dalam Kaitannya
dengan Perubahan
Volume Kegiatan,
biaya dibagi menjadi
4, yaitu (1). Biaya
Tetap (fixed cost),
biaya yang
jumlahnya tetap
konstan tidak
dipengaruhi
perubahan volume
kegiatan atau
aktivitas sampai
tingkat kegiatan
tertentu, contohnya;
gaji direktur
produksi. (2). Biaya
Variabel (variable
cost), biaya yang
jumlah totalnya
berubah secara
sebanding dengan
perubahan volume
kegiatan atau
aktivitas, contoh;
biaya bahan baku,
biaya tenaga kerja
langsung. (3). Biaya
Semi Variabel,
biaya yang jumlah
totalnya berubah
tidak sebanding
dengan perubahan
volume kegiatan.
Biaya semi variabel
mengandung unsur
biaya tetap dan biaya
variabel, contoh;
biaya listrik yang
digunakan. (4).
Biaya Semi Fixed,
biaya yang tetap
untuk tingkat
volume kegiatan
tertentu dan berubah
dengan jumlah yang
konstan pada
volume produksi
tertentu.
5. Menurut Jangka
Waktu Manfaatnya,
biaya dibagi 2
bagian, yaitu; (1).
Pengeluaran
Modal (Capital
Expenditure), yaitu
pengeluaran yang
akan memberikan
manfaat/benefit pada
periode akuntansi
atau pengeluaran
yang akan dapat
memberikan
manfaat pada
periode akuntansi
yang akan datang.
(2). Pengeluaran
Pendapatan
(Revenue
Expenditure),
pengeluaran yang
akan memberikan
manfaat hanya pada
periode akuntansi
dimana pengeluaran
itu terjadi.
Biaya Pemasaran
Menurut Mulyadi
(2005:487), Biaya
pemasaran dalam
arti sempit dibatasi
artinya sebagai biaya
penjualan, yaitu
biaya-biaya yang
dikeluarkan untuk
menjual produk ke
pasar. Sedangkan
biaya pemasaran
dalam arti luas
meliputi semua
biaya yang terjadi
sejak saat produk
selesai diproduksi
dan disimpan dalam
gudang sampai
dengan produk
tersebut diubah
kembali dalam
bentuk uang tunai.
Menurut Hansen &
Mowen (2001:47),
Biaya pemasaran
adalah biaya-biaya
yang diperlukan
untuk memasarkan
produk atau jasa,
meliputi biaya gaji
dan komisi tenaga
jual, biaya iklan,
biaya pergudangan
dan biaya pelayanan
pelanggan.
Menurut Henry
Simamora
(2002:37), Biaya
pemasaran atau
penjualan (Marketing
Cost) meliputi semua
biaya yang
dikeluarkan untuk
mendapat pesanan
pelanggan dan
menyerahkan
produk atau jasa ke
tangan pelanggan.
Penggolongan
Biaya Pemasaran
Mulyadi (2005:488)
menggolongkan
biaya pemasaran
menjadi dua
golongan, yaitu: (1).
Order Getting Cost
(Biaya untuk
mendapatkan
pesanan), yaitu
semua biaya yang
dikeluarkan dalam
usaha untuk
memperoleh
pesanan. Contohnya;
biaya gaji dan
wiraniaga, komisi
penjualan,
advertensi dan
promosi. (2). Order
Filling Cost (Biaya
untuk memenuhi
pesanan), yaitu
semua biaya yang
dikeluarkan dalam
rangka
mengusahakan agar
produk sampai ke
tangan pembeli/
konsumen.
Contohnya; biaya
pergudangan, biaya
pengangkutan dan
biaya penagihan.
Biaya Promosi
Menurut Phillip
Kotler
dialihbahasakan
Benyamin Molan
(2000:640), Biaya
promosi adalah
sejumlah biaya yang
dikeluarkan untuk
promosi.
Menurut Henry
Simamora
(2002:762), Biaya
promosi merupakan
sejumlah dana yang
dikucurkan
perusahaan ke
dalam promosi
untuk meningkatkan
penjualan.
Biaya Layanan
Konsumen
Menurut Phillip
Kotler (2000:41),
biaya layanan
konsumen adalah
sekumpulan biaya
yang dikeluarkan
untuk mengevaluasi,
mendapatkan, dan
menggunakan
produk atau jasa
tersebut.
Menurut E. Jerome
Mc.Carthy
dialihbahasakan
Gunawan
Hutauruk , biaya
layanan konsumen
adalah jenis-jenis
pengeluaran yang
mendukung operasi
suatu perusahaan.
Tentu saja masih
banyak jenis-jenis
biaya lainnya, yang
belum atau tidak
sempat
ditulis ………….to be
continued
Sumber:
1. Hansen & Mowen.
2001. Manajemen
Biaya, Edisi bahasa
Indonesia, Buku
Dua, Edisi
Pertama. Jakarta:
Salemba Empat.
2. Henry
Simamora.2002.
Akuntansi
Manajemen.
Jakarta: Salemba
Empat.
3. Kotler, Phillip.
2000. Manajemen
Pemasaran,
Alihbahasa
Benyamin Molan.
Jakarta: Erlangga.
4. Mulyadi. 2005.
Akuntansi
Biaya,edisi ke-6.
Yogyakarta: STIE
YKPN.
5. Supriyono. 2000.
Akuntansi Biaya,
Buku 1, edisi dua.
Yogyakarta: BPFE.

pengertian harga (mini skrip)

2.3. Pengertian Harga dan Tujuan
Penetapan Harga
Pengertian Harga
Masalah kebijaksanaan penetapan
harga merupakan hal yang
kompleks dan rumit. Untuk itu
dibutuhkan suatu pendekatan yang
sistematis, yang melibatkan
penetetapan tujuan dan
mengembangkan suatu struktur
penetapan harga yang tepat.
Karenanya akan dibahas terlebih
dahulu pengertian mengenai harga.
Sebutan/istilah mengenai harga
untuk berbagai produk tidak selalu
sama dan dengan berbagai nama,
Menurut Kotler ( 2002 : 518 ) bahwa
harga ada di sekeliling kita.Anda
membayar sewa untuk apartemen,
uang kuliah dan uang jasa untuk
dokter atau dokter gigi. Perusahaan
penerbangan, kereta api, taxi dan
bis mengenakan ongkos;
perusahaan pelayanan iimum
mengenakan tarif; dan bank
mengenakan bunga atas uang
yang anda pinjam.
Menurut Basu Swastha pengertian
harga adalah sebagai berikut :
(Swastha, 1998; 241 ) ” Harga
adalah jumlah uang ( ditambah
beberapa barang kalau mungkin )
yang dibutuhkan untuk
mendapatkan sejumlah kombinasi
dari barang beserta pelayanannya.”
Dari kedua definisi tentang harga
tersebut di atas, dapat disimpulkan
bahwa harga adalah nilai suatu
bararig atau jasa yang diukur
dengan sejumlah uang yang
dikeluarkan oleh pembeli untuk
mendapatkan sejumlah kombinasi
dari barang atau jasa berikut
pelayanannya.
Dalam menyusun kebijakan
penetapan harga, perusahaan
mengikuti prosedur enam tahap
penetapan harga yaitu : (Kotler,
2002 : 550):
1. Perusahaan memilih tnjuan
penetapan harga.
2. Perusahaan memperkirakan
kurva permintaan, probabilitas
kuantitas yang akan terjual pada
tiap kemungkinan harga.
3. Perusahaan memperkirakan
bagaimana biaya bervariasi pada
berbagai level produksi dan pada
berbagai level akumulasi
pengalaman produksi.
4. Perusahaan menganalisa biaya,
harga, dan tawaran pesaing.
5. Perusahaan menyeleksi metode
penetapan harga
6. Perusahaan memilih harga akhir.
Tujuan Penetapan Harga
Dalam menetapkan harga,
perusahaan harus mengetahui
terlebih dahulu tujuan dari
penetapan harga itu sendiri. Makin
jelas tujuannya, makin mudah
harga ditetapkan. Pada dasamya,
tujuan penetapan harga dapat
dikaitkan dengan laba atau volume
tertentu. Tujuan ini haras selaras
dengan tujuan pemasaran yang
dikembangkan dari tujuan
perusahaan secara keseluruhan.
2.4. Faktor-faktor Yamg
Mempengaruhi Tingkat Harga
Perusahaan hanya
mempertimbangkan berbagai
faktor dalam menetapkan kebijakan
harga. Terdapat banyak faktor
yang mempengaruhi perasahaan
dalam menetapkan tingkat harga
bagi produknya.
Adapun faktor-faktor yang
mempengaruhi tingkat harga
antara lain :
a. Kurva permintaan
Kurva yang menunjukkan tingkat
pembelian pasar pada berbagai
harga. Kurva tersebut
menjumlahkan reaksi berbagai
individu yang memiliki kepekaan
pasar yang beragam. Langkah
pertama dalam memperkirakan
permintaan karena itu adalah
memahami faktor - faktor yang
mempengaruhi harga pembeli.
Negal telah mendefinisikan
sembilan faktor yang
mempengaruhi permintaan akan
suatu produk yaitu : (Kotler,
2002:522)
1. Pengaruh nilai unik.
Pembeli kurang peka terhadap
harga jika produk tersebut lebih
bersifat unik.
2. Pengaruh kesadaran atas produk
pengganti
Pembeli semakin kurang peka
terhadap harga jika mereka
tidakmenyadari adanya produk
pengganti.
3. Pengaruh perbandingan yang
sulit
Pembeli semakin kurang peka
terhadap harga jika mereka dapat
dengan mudah membandingkan
kualitas barang pengganti
4. Pengaruh pengeluaran total
Pembeli semakin kurang peka
terhadap harga jika pengeluaran
tersebut semakin rendah
dibandingkan total pendapatan.
5. Pengaruh manfaat akhir
Pembeli semakin kurang peka
terhadap harga jika pengeluaran
tersbut semakin kecil dibandingkan
biaya total produk akhirnya.
6. Pengaruh biaya yang dibagi
Pembeli semakin kurang peka
terhadap harga jika sebagian biaya
ditanggung pihak lain.
7. Pengaruh investasi tertanam
Pembeli semakin kurang peka
terhadap harga jika produk
tersebut digunakan bersama
dengan aktiva yang telah dibeli
sebelumnya.
8. Pengaruh kualitas harga
Pembeli semakin kurang peka
terhadap harga jika produk
tersebut dianggap memiliki kualitas.
9. Pengaruh persediaan
Pembeli semakin kurang peka
terhadap harga jika mereka tidak
dapat menyimpan produk
tersebut.
b. Biaya
Biaya merupakan faktor penting
dalam menentukan harga minimal
yang harus ditetapkan agar
perusahaan tidak mengalami
kerugian. Perasahaan ingin
menetapkan harga yang dapat
menutup biaya produksi, distribusi,
dan penjualan produknya,
termasuk pengembalian yang
memadai atas usaha dan
resikonya. Untuk dapat
menetapkan harga dengan tepat,
manajemen perlu untuk
mengetahui bagaimana biaya
bervariasi bila level produksinya
berubah.
Biaya perusahaan ada dua jenis
yaitu :
1. Biaya tetap adalah biaya - biaya
yang tidak dipengaruhi oleh
produksi atau penjualan.
Perusahaan harus membayar
tagihan bulanan untuk sewa, gaji
karyawan, dan lainnya.
2. Biaya variable adalah biaya yang
tidak tetap dan akan berubah
menurut level produksi. Biaya ini
disebut biaya variabel karena biaya
totalnya berabah sesuai dengan
jumlah unit yang diproduksi.
c. Persaingan
Persaingan dalam suatu industri
dapat dianalisis berdasarkan faktor-
faktor seperti:
1. Jumlah perusahaan dalam
industri
Bila hanya ada satu perusahaan
dalam industri, maka secara teoritis
perusahaan yang bersangkutan
bebas menetapkan harganya
seberapapun.
2. Ukuran relatif setiap perasahaan
dalam industri.
Bila perasahaan memiliki pangsa
pasar yang besar, maka
perusahaan yang bersangkutan
dapat memegang inisiatif
perubahan harganya.
3. Diferensiasi produk
Apabila perusahaari berpeluang
melakukan diferensiasi dalam
industrinya, maka perusahaan
tersebut dapat mengendalikan
aspek penetapan harganya, bahkan
sekalipun perusahaein itu kecil dan
banyak pesaing dalam industri.
4. Kemudahan untuk masuk (Ease
ofentry) dalam industri.
Jika suatu industri mudah untuk
dimasuki, maka perusahaan yang
sudah ada akan sulit
mempengaruhi atau
mengendalikan harga.
d. Pelanggan
Permintaan pelanggan didasarkan
pada beberapa faktor yang saling
terkait dan bahkan seringkali sulit
memperkirakan hubungan antar
faktor secara akurat.
2.5. Metode-Metode Penetapan
Harga
Penetapan harga atas barang atau
jasa yang efisien sering menjadi
masalah yang sulit bagi suatu
perusahaan. Meskipun cara atau
metode penetapan harga yang
dipakai adalah sama bagi
perusahaan (didasarkan pada
biaya, persaingan, permintaan, laba
dan sebagainya), tetapi kombinasi
optimal dari faktor-faktor tersebut
berbeda sesuai dengan sifat
prodiiknya, pasamya, dan tujuan
perusahaan.
Perusahaan memilih penetapan
harga yang menyertakan satu atau
lebih dari pertimbangan tersebut.
Kotler mengemukakan enam
metode-metode penetapan harga
(2002 : 529 - 534), antara lain :
• Penetapan harga mark-up
• Penetapan harga berdasarkan
pengembalian yang diharapkan
• Penetapan harga berdasarkan nilai
yang dipersepsikan
• Penetapan harga nilai
• Penetapan harga sesuai harga
berlaku
• Penetapan harga penawaran
tertutup
2.6 Metode Penentuan Harga Jual
Secara khusus, skripsi ini
menggunakan metode penentuan
harga jual dengan metode Cost
Plus Pricing Method (Penetapan
harga berdasarkan biaya plus).
Dasar penetapan ini adalah
menambah tingkat keuntungan
(mark up) yang standar pada setiap
biaya yang dibebankan pada setiap
barang.
Pertimbangan menggunakan
metode ini adalah minimnya
ketidakpastian pada biaya
dibanding permintaan. Dengan
mendasarkan pada biayanya,
penetapan harga jual ini menjadi
lebih sederhana dan penjual tidak
perlu lagi membuata penyesuaian
harga terhadap permintaan.
Penggunaan metode ini dapat
menguntungkan perusahaan
dalam memaksimalkan laba.
Dengan asumsi bahwa jika seluruh
perusahaan dalam suatu jenis
industri kerupuk menggunakan
prosentase mark up yang sama,
maka persaingan harga yang
terjadi akan semakin berkurang.
Dalam metode tersebut penjual
maupun produsen menetapkan
harga jual untuk satu unit barang
yang besarnya sama dengan
jumlah biaya per unit ditambah
dengan laba yang diharapkan
(marjin) pada unit tersebut,
sehingga dapat diformulasikan
dengan rumus sebagai berikut:
Profit Margin = Net Operating
Income x 100 %
Net Sales x 100 %
DAFTAR PUSTAKA
Kotler, Philip, Manajemen
Pemasaran, Jilid I, Edisi Indonesia,
Edisi Milenium,Edisi Kesepuluh ,
Penerbit PT. Prenhallindo,
Jakarta,2002
Kotler, Philip, Manajemen
Pemasaran, Jilid II, Edisi Indonesia,
Edisi Milenium,Edisi Kesepuluh,
Penerbit PT. Prenhallindo,
Jakarta,2002
Kotler, Philip dan Armstrong, Gary,
Prinsip - prinsip Pemasaran, Jilid 2,
Edisi Kedelapan,Penerbit Erlangga,
Jakarta,2001
Sumarni, Murti dan Soeprihanto,
John, Pengantar Bisnis (Dasar -
Dasar Ekonomi Perusahaan), Edisi
Kelima, Penerbit Liberty,
Yogyakarta, 1998
Sutojo, Siswanto dan Kleinsteuber,
Friz, Strategi Manajemen
Pemasaran, Edisi Pertama, Penerbit
PT. Damair Mulia Pustaka, Jakarta,
2002
Swastha, Basu, Manajemen
Pemasaran Modern, Edisi Ketiga,
Penerbit Liberty, Yogyakarta,1998

Rabu, 14 Juli 2010

Definisi/PengertianHarga, Tujuan &Metode PendekatanPenetapan Harga -ManajemenPemasaran

A. Definisi / Pengertian Harga (Price)
Harga merupakan salah satu bagian
yang sangat penting dalam
pemasaran suatu produk karena
harga adalah satu dari empat bauran
pemasaran / marketing mix (4P =
product, price, place, promotion /
produk, harga, distribusi, promosi).
Harga adalah suatu nilai tukar dari
produk barang maupun jasa yang
dinyatakan dalam satuan moneter.
Harga merupakan salah satu
penentu keberhasilan suatu
perusahaan karena harga
menentukan seberapa besar
keuntungan yang akan diperoleh
perusahaan dari penjualan
produknya baik berupa barang
maupun jasa.
Menetapkan harga terlalu tinggi akan
menyebabkan penjualan akan
menurun, namun jika harga terlalu
rendah akan mengurangi
keuntungan yang dapat diperoleh
organisasi perusahaan.
B. Tujuan Penetapan Harga
1. Mendapatkan keuntungan
sebesar-besarnya
Dengan menetapkan harga yang
kompetitif maka perusahaan akan
mendulang untung yang optimal.
2. Mempertahankan perusahaan
Dari marjin keuntungan yang
didapat perusahaan akan digunakan
untuk biaya operasional perusahaan.
Contoh : untuk gaji/upah karyawan,
untuk bayar tagihan listrik, tagihan
air bawah tanah, pembelian bahan
baku, biaya transportasi, dan lain
sebagainya.
3. Menggapai ROI (Return on
Investment)
Perusahaan pasti menginginkan
balik modal dari investasi yang
ditanam pada perusahaan sehingga
penetapan harga yang tepat akan
mempercepat tercapainya modal
kembali / roi.
4. Menguasai Pangsa Pasar
Dengan menetapkan harga rendah
dibandingkan produk pesaing, dapat
mengalihkan perhatian konsumen
dari produk kompetitor yang ada di
pasaran.
5. Mempertahankan status quo
Ketika perusahaan memiliki pasar
tersendiri, maka perlu adanya
pengaturan harga yang tepat agar
dapat tetap mempertahankan
pangsa pasar yang ada.
C. Cara / Teknik / Metode Penetapan
Harga Produk
1. Pendekatan Permintaan dan
Penawaran (supply demand
approach)
Dari tingkat permintaan dan
penawaran yang ada ditentukan
harga keseimbangan (equilibrium
price) dengan cara mencari harga
yang mampu dibayar konsumen
dan harga yang diterima produsen
sehingga terbentuk jumlah yang
diminta sama dengan jumlah yang
ditawarkan.
2. Pendekatan Biaya (cost oriented
approach)
Menentukan harga dengan cara
menghitung biaya yang dikeluarkan
produsen dengan tingkat
keuntungan yang diinginkan baik
dengan markup pricing dan break
even analysis.
3. Pendekatan Pasar (market
approach)
Merumuskan harga untuk produk
yang dipasarkan dengan cara
menghitung variabel-variabel yang
mempengaruhi pasar dan harga
seperti situasi dan kondisi politik,
persaingan, sosial budaya, dan lain-
lain.

Selasa, 13 Juli 2010

Influenza MenularLewat Jabat Tangan

Saya seorang
ibu
mempunyai
seorang anak
berumur 2
tahun. Teman
sekerja saya
yang kebetulan satu ruangan
dengan saya menderita demam,
batuk, dan pilek. Saya menduga
dia terkena influenza. Saya
menganjurkan dia untuk istirahat
di rumah, tetapi dia harus tetap
masuk agar tugas yang
dikerjakannya dapat selesai pada
waktunya. Dia menggunakan
masker dalam bekerja.
Saya agak khawatir kami, teman
sekerjanya, akan tertular. Apalagi
saya pernah menyaksikan
tayangan mengenai cara
penularan influenza tidak hanya
melalui udara namun juga dapat
melalui jabatan tangan.
Kekhawatiran saya ini didasarkan
pada kemungkinan bahwa jika
saya tertular, seisi rumah saya
juga berisiko tertular. Padahal
saya punya anak yang masih kecil
dan mertua yang berusia lanjut.
Menurut informasi yang pernah
saya baca, anak-anak dan orang
berusia lanjut jika terkena
influenza akan dapat timbul
komplikasi infeksi pneumonia
yang cukup berbahaya. Apa yang
dapat saya lakukan agar saya dan
keluarga tak tertular influenza?
Saya juga membaca bahwa
sekarang telah tersedia vaksin
influenza. Apakah vaksin tersebut
sudah mengandung semua jenis
virus influenza, termasuk flu
burung dan flu babi? Apakah
biaya vaksinasi sudah ditanggung
oleh asuransi kesehatan.
Meski mungkin sudah pernah
dibahas di ruang ini, mohon
dijelaskan kembali cara penularan
influenza dan bagaimana cara
mencegah masuknya influenza ke
dalam keluarga. Apakah semua
batuk pilek dan demam
merupakan gejala influenza?
Terima kasih atas jawaban dokter.
(N di B)
Jawaban
Masalah influenza, baik gejala
maupun pencegahannya, telah
beberapa kali kita bahas pada
ruang konsultasi ini. Namun,
dengan perkembangan baru,
seperti influenza H1N1 yang juga
disebut flu babi, ada baiknya kita
bahas kembali.
Influenza memang
memperlihatkan gejala demam
tinggi, batuk, pilek, dan nyeri otot.
Namun, tidak semua demam dan
batuk pilek disebabkan oleh virus
influenza, gejala ini juga dapat
disebabkan oleh virus lain. Karena
itu, lebih tepat demam, batuk, dan
pilek tersebut disebut sebagai
sindrom seperti influenza
(influenza like syndrome). Hanya
10-15% sindrom seperti influenza
ini di Indonesia benar-benar
disebabkan oleh virus influenza.
Namun, meski hanya sebagian
karena kejadiannya sering sekali,
influenza tetap merupakan
masalah kesehatan. Perjalanan
penyakit influenza pada orang
yang mempunyai kekebalan
tubuh baik dan kekebalan tubuh
menurun amat berbeda. Jika
kekebalan tubuh menurun, infeksi
influenza dapat berisiko disertai
komplikasi dan komplikasi yang
paling sering memang
pneumonia (infeksi paru).
Pneumonia dapat mengakibatkan
seseorang sakit berat, bahkan tak
jarang penderita memerlukan
perawatan di rumah sakit. Mereka
yang kekebalannya menurun
adalah kelompok yang berusia
lanjut (usia di atas 60 tahun);
mereka yang usianya belum
lanjut, tetapi mempunyai penyakit
kronik seperti diabetes melitus,
penyakit ginjal kronik, penyakit
paru kronik, dan lain-lain. Anak-
anak juga berisiko terkena
komplikasi pneumonia jika
terkena influenza.
Suatu penelitian di Thailand
menunjukkan, anak yang dirawat
karena pneumonia ternyata
sebelumnya cukup banyak yang
didahului oleh influenza. Oleh
karena itu, tahun lalu Pemerintah
Thailand menyediakan 1 juta dosis
vaksin influenza untuk anak.
Sementara di negara-negara
maju, seperti Amerika Serikat dan
Australia, kelompok usia lanjut
juga mendapat vaksinasi influenza
secara cuma-cuma.
Cuci tangan
Penularan influenza memang
melalui udara, tetapi penelitian
menunjukkan bahwa influenza
juga dapat menular melalui
kontak langsung seperti dengan
cara jabatan tangan. Itulah
sebabnya, kita harus sering
mencuci tangan kita. Jadi untuk
mencegah masuknya influenza ke
dalam keluarga kita adalah dengan
mengamalkan gaya hidup sehat,
menjaga lingkungan hidup yang
sehat, dan salah satu upaya yang
penting adalah menjalani
vaksinasi.
Beberapa bulan lalu seorang
teman saya memerlukan
vaksinasi influenza H1N1, pada
waktu itu vaksin tersebut belum
tersedia di Indonesia. Namun,
sejak bulan Juli 2010 ini sudah
tersedia vaksin influenza
musiman (seasonal influenza)
yang ditambahkan vaksin H1N1
pandemi. Dengan demikian, selain
untuk mencegah influenza
musiman, vaksin ini mampu
mencegah penularan influenza
H1N1. Kabar yang juga baik adalah
kita tak perlu membayar ekstra
untuk penambahan vaksin H1N1
pandemi ini, harganya masih
serupa dengan vaksin influenza
musiman.
Vaksin influenza burung (H5N1)
sebenarnya juga sudah
ditemukan, tetapi pengadaannya
secara besar-besaran menunggu
jika terjadi pendemi flu burung.
Sudah tentu kita berharap
pandemi flu burung tidak akan
terjadi dan untuk itu, kita bersama
harus melakukan upaya
mencegahnya.
Anda telah menceritakan orang-
orang yang ada di rumah Anda.
Kita sering memerhatikan hanya
keluarga kita saja, padahal
pembantu rumah tangga, sopir,
atau pengasuh dapat menjadi
sumber penularan influenza. Jadi
dalam pencegahan penyakit
menular, mereka jangan
dilupakan.
Dr Samsuridjal Djauzi