Gambar Ilustrasi yang mendekati
KATAMBA adalah nama yang sematkan oleh masyarakat lokal salah satu desa di kabupaten luwu utara (masamba) provinsi sulawesi selatan (desa meli).
Menurut sumber sebut saja tuan ali (samaran),
KATAMBA adalah suatu makhluk dengan bentuk fisik menyerupai kera yang mendiami hutan pegunungan di masamba luwu utara. Tempat tinggal mereka yang perna di jumpai adalah gua buatan mereka dengan kedalam 2 - 3 meter, dengan menggali tanah tepat di jurang yang jauh ke dalam hutan dan di temukan banyak kulit kerang laut di sekitar gua.
Dipercaya bahwa KATAMBA merupakan gabungan antara kera dengan iblis karena bisa menghilang, kadang di dalam hutan hanya bisa mendengar suara tanpa melihat fisiknya. Namun wujudnya bisa terlihat jika dia tidak mengetahui keberadaan/kedatangan manusia.
Hal hal yang menandakan keberadaannya adalah :
1. Suara gesekan dahan kayu namun tampak tidak ada angin yang meniup
2. Suara kodok di atas gunung sebab normalnya kodok ada di lembah
3. Suara ayam betina memanggil anaknya
4. Suara anak ayam
5. Suara banyak burung padahal tidak ada burung terlihat
6. Aroma bau busuk yang tercium sepintas
7. Aroma daun pandan
8. Teriakan di malam hari
9. Suara drum band dalam hutan
10. Serasa ada yang berlari di semak namun tidak terlihat sesuatu
11. Jejak kaki manusia ukuran anak anak di pinggir sungai yang jauh dalam hutan
12. Terlihat dari jauh ada cahaya seperti sepasang senter jauh dalam hutan
13. Jejak jalan setapak yang jauh dalam hutan
14. Masih banyak lagi tanda keberadaannya..
Kontak dengan manusia.
1. Saat seseorang hendak melihat jerat yang di pasang dalam hutan, kerapkali hasil jerat (burung) isi perut dan kepala hilang.
2. Perna kejadian, pada malam hari seorang mendengar bunyi ayamnya seperti di ganggu sesuatu, saat pemilik hendak memeriksanya, ayamnya sudah banyak yang mati, isi perut dan kepala hilang, dan menyaksikan juga kejadian yang menyeramkan saat memeriksa bebeknya, di melihat bebek seperti ada yang menyambar yang tiba tiba berjatuhan dan mati di sertai kepala yang hilang.
3. Suatu ketika, anak berjumlah 4 org perjalanan balik dari hutan untuk mengangkut kayu namun bermalam di jalan dan menginap di pondok yang di bangun oleh kehutanan dan di sekitar pondok yang tumbuh dominan pisang hutan. Saat mereka telah menyalakan api untuk menghangatkan badan mereka, mereka tidak sengaja membakar pantangan yang di yakini memanggil mereka (bambu bekas tuak). Kebetulan bulan terang sehingga nampak dari jendela pucuk pucuk daun pisang yang baru tumbuh menghiasi sekitaran pondok. Tidak lama setelah menyalakan api kisaran jam 11 malam, dari kejauhan terlihat daun daun pisang seperti di tiup angin kencang namun saat itu tidak ada hembusan angin yang kencang, makin lama goyangan daun daun pisang semakin dekat dan pada akhirnya pondok serasa ada yang nabrak, tak lama kemudian bunyi bunyian yang menyeramkan mulai terdengar dan anak anak mulai ketakutan dengan penerang bara api yang menyalah di atas tungku dapur, pondok mulai terasa gempa bumi, kuku kuku tajam dan jari yang keriput muncul separu dari balik celah lantai papan yang tidak rapat, kejadian menyeramkan tu terhenti setelah kurang lebih 2 jam kemudian makhluk itu pergi.
4. Suatu ketika, pagi pagi orang yang pergi sensor kayu di hutan, kebetulan mereka pasang kem dekat sungai, terdengar suara batu batu yang di pindahkan, dan benar tukang sensor melihat sosok seperti kera dan ukurannya sebesar gorila yang mungkin mencari udang atau kepiting di sungai, namun yang di herankan sosok ini bisa mengangkat dan memindahkan batu yang secara logika seseorang tidak bisa mengangkatnya, setelah itu tukang sensor mulai merokok dan naik di atas batu, dan tak lama sosok itu menoleh ke padanya kemudian berlari pergi ke dalam hutan.
5. Kejadian yang di alami anak anak kemping, mereka memasang tenda di pinggir kali, saat malam tiba, mereka mendengar seperti batu batu yang jatuh dari atas gunung dan jatuh di samping tenda, setelah di cek tidak ada apa apa.
6. Kejadian juga terjadi saat musim durian dan musim panen padi, seorang anak pergi mencari durian yang tidak jauh dari pondok sawah, saat sampai di bawah pohon durian, di melihat sosok seperti kera dengan wajah menyerupai orang tua sambil makan durian, anak itu ketakutan dan berlari pulang hingga dia tidak sadar menginjak makanan yang baru di sajikan di atas pondok. (ciri ciri bekas durian yang di makan, durian terbelah namun kulitnya tidak terlepas dari tangkai buah).
7. Suatu ketika saat malam hari, seorang kakek tinggal di pondok kebun padi ladang, kakek mendengar suara teriakan seperti orang yang kesasar, di kakek ini menyaut dengan berteriak balik, namun teriakan berikutnya tidak sahutan lagi, dan besoknya si kakek sakit.
Itulah beberapa pengalaman kontak dengan manusia, masih banyak lagi cerita cerita yang perna di alami oleh masyarakat setempat.
Pantangan dalam hutan :
1. Tidak boleh berteriak teriak dalam hutan
2. Tidak boleh menyahut teriakan kalau ada teriakan sekali dalam hutan
3. Tidak boleh membakar bambu bekas tuak
4. Tidak boleh berkata sombong dalam hutan
5. Tidak bersiul siul dalam hutan
6. Tidak boleh bicara dengan mengatakan "bauh" saat mencium bau busuk atau aroma pandan
Yang di takuti :
1. Api (sedapat mungkin membawa korek api saat masuk hutan)
2. Doa / bacaan Al-qur'an, karena di yakini bagian dari iblis
Waktu yang di yakini kerap muncul : saat hujan gerimis dalam hutan, adanya rumpun bambu yang rimbun dalam hutan.
Hampir semua hutan di Masamba luwu utara adalah daerah sebarannya.
Dari sejak kemerdekaan RI sampai sekarang belum perna di lakukan penelitian mendalam tentang keberadaan sosok KATAMBA ini baik masyarakat setempat, pencari fakta, dll.
Jika ada pihak pihak yang ingin meneliti lebih jauh dari sosok ini, silahkan kunjungi daerah pelosok desa yang ada di masamba luwu utara (rekomendari desa meli dan desa maipi).
Sekian...semoga memberi informasi yang membangkitkan rasa penasaran..
Terima kasih
Tidak ada komentar:
Posting Komentar