Minggu, 18 Juli 2010

puisi alam 4

aku adalah seekor burung
mungkin engkau talah lama
mengenalku
kerna aku sering menggodamu pagi
hari
tak peduli apakah engkau sedang
bercumbu dengan mimpi
aku adalah seekor burung
mungkin engkau tahu tentang aku
yang tak pernah lelah berceloteh
yang tak pernah bosan berkencan
dengan dahan-dahan dan dedaunan
aku adalah seekor burung
dulu,memang aku selalu begitu
terbang mengarak darah dan
harapan
kepak sayap sarat angan-angan
masa depan
sementara paruhku
tak pernah kubiarkan menyimpan
keluh-kesah
tapi,O siapakah gerangan
yang diam-diam mengubur arti
dulu
membungkam mulutku dan
menyekat suaraku
hingga aku tak mampi lagi
bersenandung
padahal dalam benakku
masih kusimpan rindu melagukan
nyanyian
setelah aku kehilangan pepohonan
tempat bercanda bersama teman-
teman
haruskah sekarang aku kehilangan
kehidupan
ah,laras senjatamu itu
belum jera juga menguliti
kebebasanku
entahlah telah berapa banyak
nyawa sesamaku yang terampas
di terjang tangan-tangan gagah
ditelan langkah-langkah pongah
sebenarnya,aku masih ingin akrab
dengan matahari
mengadukan segala rupa persoalan
tapi,begitulah akhirnya
hari-hariku di sini kian tak utuh
biarlah,kukabarkan pada dunia
bahwa sekarang di sini
aku adalah seekor burung
yang menanti jatuh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar