Jumat, 31 Oktober 2014

MAKALAH PERUBAHAN LABA KOTOR

BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang
Tujuan utama dari setiap kegiatan bisnis perusahaan adalah untuk mencari keuntungan yang sebesar-besarnya dengan menekan biaya sekecil-kecilnya (profit oriented). Laba merupakan sumber utama perusahaan untuk menjaga kelangsungan hidupnya, hal ini sesuai dengan konsep “going concern” yang beranggapan bahwa perusahaan didirikan untuk hidup terus-menerus dan seolah-olah tidak akan berhenti.
Perusahaan dikatakan aktif jika terjadi transaksi-transaksi yang merubah komposisi harta benda maupun kewajiban-kewajiban perusahaan. Setiap saat mungkin terjadi pembelian bahan baku, untuk proses produksi ataupun penjualan yang akan terjadi. Pimpinan perusahaan yang akan mengambil keputusan untuk bermacam-macam tujuan memerlukan data-data antara lain : harga jual, perhitungan harga pokok penjualan, jumlah persediaan barang dan sebagainya.
Dalam perkembangannya, diharapkan ke arah yang menguntungkan namun ada kalanya harapan perusahaan untuk meningkatkan keuntungan sesuai dengan tujuan perusahaan tidak tercapai bahkan sebaliknya dapat nenurunkan keuntungan perusahaan. Perusahaan yang menurun keuntungannya merupakan suatu resiko apabila nanajemen tidak dapat meminit finansial dengan baik, maka hal ini akan merugikan bahkan akan mempengaruhi pengambilan suatu keputusan.
Pengambilan keputusan untuk masa yang akan datang, perlu pembuatan laporan rugi laba agar perusahaan dapat melihat seberapa besar keuntungan yang didapat oleh perusahaan dalam jangka waktu tertentu. Laba Bersih perusahaan dipengaruhi oleh perubahan laba kotor sedang perubahan laba kotor dapat dianalisa untuk mengetahui sebab-sebab perusahaan yang memberi keuntungan ataupun tidak memberi keuntungan bagi perusahaan.
Laba kotor perusahaan merupakan selisih pendapatan penjualan neto dikurangi dengan harga pokok penjualan. Dalam hal laba kotor hendaknya nilai harus besar, hal ini untuk menutup biaya-biaya seperti biaya penjualan, biaya administrasi, biaya pajak penghasilan dan lain lain. Perusahaan harus memperhatikan perubahan laba kotor secara konstan dan hati-hati, agar bisa menginvestigasi setiap masalah demi kelangsungan hidup perusahaan.
Dalam perubahan laba kotor terkait dengan kelangsungan hidup perusahaan, menarik untuk menganalisis perubahan laba kotor pada perusahaan industri yang memiliki jaringan penjualan ke seluruh pelosok tanah tanah air Indonesia, salah satunya adalah PT. ...................... ............. Makassar (PT................ Makassar). Perusahaan tersebut adalah perusahaan industri yang bergerak dalam industri minuman ringan, yang termasuk berhasil memasarkan produknya ke seluruh perlosok tanah air khususnya di daerah Makassar, sehingga secara tidak langsung bahwa kondisi demikian akan mengakibatkan penjualan secara terus-menerus dengan volumen penjualan dari waktu ke waktu akan semakin  besar demi memenuhi kebutuhan konsumennya.
Dari uraian di atas, maka kami tertarik untuk menganalisis perubahan laba kotor pada PT. ........................ Makassar dalam kurun 2 tahun terakhir yaitu tahun 2012 dan 2013.

B.   Permasalahan
Dari uraian latar belakang di atas, maka permasalahan dalam penulisan makalah ini adalah “bagaimana  hasil analisis perubahan laba kotor pada PT. ......................... ........... Makassar pada tahun 2012 dan 2013.

C.   Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan ini makalah ini adalah untuk mengetahui hasil hasil analisis perubahan laba kotor pada PT. ..................... .......... Makassar pada tahun 2012 dan 2013.

D.   Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai salah satu pemenuhan tugas kelompok mata kuliah Analisis Informasi Keuangan.



BAB  II
PEMBAHASAN

A.   Gambaran Umum PT. .............................
.................................................................................................................................

B.   Pengertian Laba
Perusahaan dapat dipandang sebagai suatu sistem yang memproses masukan untuk menghasilkan keluaran. Perusahaan berusaha menghasilkan keluaran yang nilainya lebih tinggi daripada nilai masukannya agar menghasilkan laba. Dengan laba yang diperoleh perusahaan dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya dan mengembangkan dirinya.
Pengertian laba usaha menurut Soemarso S.R, dalam bukunya yang berjudul “Akuntansi Suatu Pengantar” menyatakan bahwa: “Laba usaha adalah laba yang diperoleh semata-mata dari kegiatan utama perusahaan” (2002:227).
Menurut Henry Simamora dalam bukunya “Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan Bisnis” menyatakan bahwa: “Laba adalah perbedaan antara pendapatan dengan beban jika pendapatan melebihi beban maka hasilnya adalah laba bersih” (2000:25).
Sedangkan menurut J Wild, KR Subramanyan dalam bukunya “Analisis Laporan Keuangan” menyatakan bahwa: “Laba merupakan selisih pendapatan dan keuntungan setelah dikurangi beban dan kerugian. Laba merupakan salah satu pengukur aktivitas operasi dan dihitung berdasarkan atas dasar akuntansi akrual” (2003:407).
Menurut Hendriksen dalam buku “Teori Akunting” (2004:329), Konsep laba terdiri dari berbagai macam bentuk dan jenis diantaranya adalah:
1.     Konsep laba ekonomi
Pengukuran laba yang penting yaitu laba ekonomi dan laba permanent. Laba ekonomi, biasanya merupakan arus kas ditambah dengan perubahan nilai wajar aktiva, sedangkan Laba permanen, disebut laba berkelanjutan (sustainable) atau laba yang dinormalkan (normalized) merupakan rata-rata laba stabil yang ditaksir dapat diperoleh perusahaan sepanjang umurnya.
2.     Konsep laba akuntansi
Laba akuntansi diukur berdasarkan konsep akuntansi aktual. Meskipun laba operasi mencangkup baik aspek laba ekonomi maupun laba permanen, namun laba ini bukan merupakan pengukuran laba secara langsung.
Berdasarkan definisi diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Laba adalah selisih antara seluruh pendapatan (revenue) dan beban (expense) yang terjadi dalam suatu periode akuntansi. Laba merupakan suatu kelebihan pendapatan atau keuntungan yang layak diterima oleh perusahaan, karena perusahaan tersebut telah melakukan pengorbanan untuk kepentingan lain pada jangka waktu tertentu. Informasi laba diperlukan untuk mengetahui kontribusi produk dalam menutupi biaya nonproduksi.

C.   Jenis-Jenis Laba
Jenis-jenis laba dalam hubungannya dengan perhitungan yaitu:
1.     Laba Kotor (Gross Profit), adalah selisih antara penjualan bersih dengan harga pokok penjualan, disebut laba kotor karena jumlah ini masih harus dikurangi dengan biaya-biaya usaha.
2.     Laba dari operasi, adalah selisih antara laba kotor dengan total beban operasi.
3.     Laba bersih, adalah angka terakhir dalam perhitungan laba rugi dimana untuk mencarinya laba operasi ditambah pendapatan lain-lain dikurangi dengan beban lain-lain.

D.   Klasifikasi Laba
Laba dapat diklasifikasikan berdasarkan dua dimensi utama yaitu:
1.     Komponen operasi dan nonoperasi
Klasifikasi operasi dan nonoperasi terutama bergantung pada sumber pendapatan atau beban, yaitu apakah pos tersebut berasal dari operasi-operasi perusahaan yang masih berlangsung atau dari aktivitas investasi (pendanaan)
Laba operasi, (operating income), merupakan suatu pengukuran laba perusahaan yang berasal dari aktivitas operasi yang masih berlangsung.
Laba nonoprasi, (nonoperating income), mencakup seluruh komponen laba yang tercakup dalam laba operasi.
2.     Komponen berulang dan tidak berulang
Klasifikasi berulang dan tidak berulang terutama bergantung pada apakah pos tersebut akan terus terjadi atau hanya satu kali.

E.   Faktor Yang Mempengaruhi Laba
Menurut Mulyadi dalam buku “Akuntansi Manajemen” (2001:513), mengemukakan bahwa Faktor-faktor yang mempengaruhi laba adalah sebagai berikut:
1.     Biaya
Biaya yang timbul dari perolehan atau mengolah suatu produk atau jasa akan mempengaruhi harga jual produk yang bersangkutan
2.     Harga Jual
Harga jual produk atau jasa akan mempengaruhi besarnya volume penjualan produk atau jasa yang bersangkutan
3.     Volume Penjualan dan Produksi
Besarnya volume penjualan berpengruh terhadap volume produksi produk atau jasa tersebut, selanjutnya volume produksi akan mempengaruhi besar kecilnya biaya produksi.

F.    Analisa Perubahan Laba Kotor
Analisa perubahan laba kotor (Gross Profit Analysis) adalah suatu analisis untuk mengetahui sebab-sebab perubahan laba kotor suatu perusahaan dari satu periode ke periode yang lain atau perubahan laba kotor suatu periode dengan laba yang dibudgetkan untuk periode tersebut.
            Adapun faktor-faktor  yang berpengaruh terhadap perubahan laba kotor adalah sebagai berikut :
1.    Perubahan harga jual (sales price variance), yaitu ada perubahan harga jual realisasi dengan harga jual anggaran. Perubahan laba kotor yang disebabkan adanya perubahan harga jual ditentukan dengan rumus :
(HJR – HJA). KR
Dimana :
HJR   = Harga Jual Realisasi (tahun yang berlaku sekarang)
HJA   = Harga Jual Anggaran tahun lalu
KR     = Kuantitas Realisasi
         Apabila (HJR – HJA) hasilnya positif berarti ada kenaikan harga yang menunjukkan keadaan yang menguntungkan, sebaliknya bila hasilnya negatif berarti ada penurunan harga jual dan menunjukkan keadaan yang merugikan.
2.    Perubahan kuantitas produk yang dijual (sales volume variance), yaitu ada perbedaan antara kuantitas produk anggaran (tahun lalu) dengan kuantitas produk realisasi. Perubahan laba kotor yang disebabkan adanya perubahan kuantitas produk yang dijual ditentukan dengan rumus:
(KR-KA). HJA
KA     =       Kuantitas penjualan sesungguhnya
KR     =       Kuantitas penjualan yang dibudgetkan atau tahun sebelumnya.
HJA  =       Harga jual per satuan produk yang dibudgetkan (tahun sebelumnya)
Apabila (KR-KA) hasilnya positif menunjukkan bahwa kuantitas produk yang sesungguhnya dijual lebih dari kuantitas yang dianggarkan hal ini menunjukkan keadaan yang menguntungkan atau bagian penjualan bekerjanya lebih baik, sebaliknya bila hasilnya negatif berarti penjualan turun dan menunjukkan keadaan yang merugikan.
3.    Perubahan harga pokok penjualan persatuan produk (cost price variance), yaitu adanya perbedaan antara harga pokok penjualan persatuan dengan produk (unit cost) menurut perencanaan tahun sebelumnya dengan harga pokok penjualan atau satuan produk yang dijual ditentukan dengan rumus :
(HPPR – HPPA). KR
         Apabila hasil (HPPR – HPPA) positif, maka HPP mengalami kenaikan dalam sektor biaya (merugikan) dan sebaliknya bila hasilnya negatif maka menunjukkan keadaan yang menguntungkan.
4.    Perubahan kuantitas harga pokok penjualan (cost volume variance), yaitu ada perubahan harga pokok penjualan, karena perubahan kuantitas atau volume penjualan. Perubahan laba kotor yang disebabkan adanya kuantitas harga pokok penjualan per satuan produk yang dijual ditentukan dengan rumus :
(KR-KA). HPPA
         Apabila (KR-KA) hasilnya positif berarti kuantitas yang dijual atau yang diproduksi bertambah (mengalami kenaikan), jika kuantitas bertambah maka harga pokok penjualan akan mengalami kenaikan pula, hal ini menunjukkan keadaan yang merugikan.

G.   Analisis Perubahan Laba Kotor PT. ................................. ............... Makassar pada Tahun 2012 s/d 2013.

PT. .......................... .......... Makassar
Laporan Rugi Laba
Akhir Tahun 2012 dan 2013
Dalam Ribuan Rupiah

Tahun
2012
2013
Perubahan
Penjualan netto
90.000.000,-
122.659.760,-
32.659.760,-
H P P
73.332.000,-
74.510.000,-
1.178.000,-
Laba Kotor
16.668.000,-
48.149.760,-
31.481.760,-
Kuantitas terjual
75.000
77.500
2.500
Harga jual persatuan
1.200,-
1.583,-
383,-
Harga pokok persatuan
978,-
961,-
-16,-
Sumber : Jadmiko (Analisis Kelayakan PT. ..................................... Makassar)
1.    Perubahan harga jual
(HJR – HJA). KR
(Rp 1.583 – Rp 1.200) 77.500 = Rp 29.659.760,-
Perubahan harga jual bernilai positif, berarti ada kenaikan harga yang menunjukkan keadaan yang menguntungkan (laba).
2.    Perubahan Kuantitas terjual
(KR-KA). HJA
(77.50075.000) Rp 1.200 = Rp 3.000.000,-
Perubahan kuantitas terjual hasilnya positif, menunjukkan bahwa kuantitas produk yang sesungguhnya dijual lebih dari kuantitas yang dianggarkan hal ini menunjukkan keadaan yang menguntungkan atau bagian penjualan bekerjanya lebih baik.
3.    Perubahan harga pokok penjualan persatuan produk (cost price variance)
(HPPR – HPPA). KR
(Rp. 961 – Rp. 978 ) 77.500 = (Rp. 1.266.400,-)
Perubahan harga pokok persatuan produk bernilai negatif, maka HPP mengalami penurunan dalam sektor biaya sehingga dapat dikatakan menguntungkan.
4.    Perubahan kuantitas harga pokok penjualan (cost volume variance)
(KR-KA). HPPA
(77.500 – 75.000 ) Rp. 978 = Rp. 8.223.600,-
Perubahan kuantitas harga pokok penjualan bernilai positif, berarti kuantitas yang dijual atau yang diproduksi bertambah (mengalami kenaikan), jika kuantitas bertambah maka harga pokok penjualan akan mengalami kenaikan pula, hal ini menunjukkan keadaan yang merugikan.




BAB III
PENUTUP

A.   Simpulan
Dari hasil analisis perubahan laba kotor PT. ..................... Makassar sebagai berikut :
1.    Perubahan harga jual sebesar Rp 29.659.760,- bernilai positif, berarti ada kenaikan harga yang menunjukkan keadaan yang menguntungkan (laba).
2.    Perubahan kuantitas terjual sebesar Rp 3.000.000,- hasilnya positif, menunjukkan bahwa kuantitas produk yang sesungguhnya dijual lebih dari kuantitas yang dianggarkan hal ini menunjukkan keadaan yang menguntungkan atau bagian penjualan bekerjanya lebih baik.
3.    Perubahan harga pokok persatuan produk sebesar (Rp. 1.266.400,-) bernilai negatif, maka HPP mengalami penurunan dalam sektor biaya sehingga dapat dikatakan menguntungkan.
4.    Perubahan kuantitas harga pokok penjualan sebesar Rp. 8.223.600,-bernilai positif, berarti kuantitas yang dijual atau yang diproduksi bertambah (mengalami kenaikan), jika kuantitas bertambah maka harga pokok penjualan akan mengalami kenaikan pula, hal ini menunjukkan keadaan yang merugikan.

B.   Saran

Dari kesimpulan di atas, maka di sarankan bahwa untuk meningkatkan suatu penjualan dengan tujuan mendapatkan keuntungan harus memperhatikan harga pokok persatuan produk, harga pokok persatuan penjualan dan kuantitas penjualan itu sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar