SEJARAH SINGKAT MASUKNYA ISLAM DI FAKFAK
A. Mangenal
Kota Fakfak
Kota Fakfak yang terletak di
Jazirah Onin kawasan Jazirah Bomberay, merupakan kota tertua di Tanah Papua.
Dalam sejumlah naskah sejarah sebelum pemerintah kolonial Belanda pada tanggal
8 Oktober 1898 mendirikan pos pemerintahan pertama di Fakfak dan Manokwari;
nama Fakfak belum pernah disebut.
Nama-nama yang sering disebut ialah : Onin,
Kapaur dan Kokas.
Dari cerita-cerita penduduk setempat asal mula sebutan untuk Fakfak ialah:
“Pak-pak” yang dalam bahasa Onin atau Kapaur artinya batu kering atau mati. Dan kenyataannya memang kota Fakfak adalah sebuah kota yang dibangun di atas kawasan dengan topografinya berbukit dan berbatu.
“Pak-pak” yang dalam bahasa Onin atau Kapaur artinya batu kering atau mati. Dan kenyataannya memang kota Fakfak adalah sebuah kota yang dibangun di atas kawasan dengan topografinya berbukit dan berbatu.
Pergeseran ucapan atau asal
mulanya sebutan Fakfak berawal dan para musafir dan pedagang Muslim dari negeri
Arab (Hadramaut-Yaman) yang bermukim
disitu dan menyebut “Pak-pak” dengan “Fakfak” karena memang pembawaaan
orang-orang dari negeri Arab kurang bisa ucapkan huruf “P”. Dan tidak dapat disangkal kemudian Kota Fakfak (Jazirah Onin) merupakan Pintu
Gerbang Masuknya Agama Islam di Tanah Papua yang terjadi pada abad ke 16.
B.
Latar Belakang Sejarah
Jika berbicara tentang
wilayah manakah di Tanah Papua yang pertama kalinya mendapat sentuhan Syi’ar
Islam?, maka perlu ditelusuri jejak historisnya dengan melakukan penelitian
ilmiah dan studi-studi intensif dan bukan berdasarkan pandangan dari masyarakat
yang telah dipengaruhi oleh pemikiran mistik atau cerita-cerita rakyat (legenda) dan paham-paham (mitos) yang dapat mengaburkan
Historiografi Islam di Tanah Papua. Karena ketiadaan literatur tertulis tentang
Historiografi Islam di Tanah Papua untuk memahami proses penyebaran dan
perkembangannya, maka catatan-catatan sejarah yang di tulis oleh para Ilmuwan
Islam dan non Muslim (Barat) tentang
keadaan sesungguhnya yang terjadi dan berhubungan dengan penyebaran Agama Islam
di Tanah Papua, perlu ditelusuri karena dapat merupakan
referensi awal dalam menyusun Historiografi Islam di Tanah Papua.
Dari
catatan sejarah, Jazirah Onin sebagai bagian dan kawasan Jazirah Bomberay
merupakan satu-satunya wilayah di Tanah Papua yang paling sering dikunjungi
oleh pelaut atau pedagang asing maupun para musafir dan pedagang Muslim Dari
negeri Arab (Hadramaut - Yaman) dan
lokal (Indonesia), karena hutan pala,
kulit masohi, burung cenderawasih dan burung kakatua. Sebaliknya perdagangan di
Jazirah Onin (Fakfak) secara
karakteristik memiliki akar-akar kebudayaan yang sama (common culturalroots) dengan penduduk yang berada di kawasan
Kaimana, Namatota dan pesisir Teluk Bintuni (Babo,
Aranday dan Kokoda), Seget, Misool, Seram Bagian Timur (Seram dan Gorom), Halmahera Bagian Selatan, dan pulau-pulau Lease (Saparua, Haruku dan Nusa Laut). Bahkan
seluruh wilayah ini diikatkan bersama dalam satu Kebudayaan Onin atau pengaruh
Onin, sehingga para musafir dan pedagang Muslim Dari negeri Arab (Hadramaut-Yaman) merasa lebih aman (leluasa) mengunjungi Jazirah Onin untuk
berdagang dan melakukan penyebaran Agama Islam disitu.
Ahli
sejarah Kern, Krom dan
Rouffaer
dalam bukunya “Hindoe Javaanse
Geschiedenis” menulis sebagai berikut:
“Pada ketika Kerajaan Sriwjaya
dikuasai oleh maharaja bernama Seri Indrawarman, maka data tahun 702, 716 dan
724 berangkatlah ke istana Tiongkok beberapa orang duta membawa enam burung kakatua
dan beberapa putri Janggi”.
F.C.
Kamma dalam
bukunya “Kruis en Korwar” mencatat
sebagai berikut:
“De Uitterste Kest-Punt Onin wordt
reeds genoemd in de geschiedenis van het Hindoe-Javaanse Rijk Mojopahit in
1365. Vele malen vindt men in de annalen de Indonesiche riijken melding gemaakt
van Papoease slaven die aan de vorsten hoven van Java werden gehouden en soms
al seen geschenk aan Chinese vorsten werden aangeboden” (Pantai Barat Jazirah Onin,
telah tercantum dalam sejarah Kerajaan Hindu Jawa Majapahit pada tahun 1365. Dari
laporan kerajaan di sebutkan adanya budak Papua yang berada di istana kerajaan,
dan kadang-kadang budak-budak itu di hadiahkan kepada Raja Negeri Cina).
Uraian
Kern,
Krom dan Rouffaer
maupun catatan dari F.C Kamma,
memperlihatkan bahwa “Jazirah
Onin” telah lama berhubungan dengan Kerajaan
Sriwijaya sejak abad ke-8 dan Majapabit sejak abad ke-14, bahkan pula telah
berhubungan dengan bangsa-bangsa asing lainnya (Eropa dan Asia).
Habib
Bin Thahir Al Hadad, mantan Mufti Besar Kerajaan
Johor Malaysia dalam bukunya “Masuknya Islam di Timur Jauh”
menulis sebagai berikut:
“Bahwa pada abad ke-14 dikalangan
orang-orang Arab dahulu telah disebut nama “kwak-kwak” yang terletak Jauh di
negeri Isafun
(kemungkinan yang dimaksud adalah
Pakpak/Fakfak).
Zendeling
Bout
menulis sebagai
berikut :
“Reeds
Jaren voor er geregeld bestuur kwan, waren er tal van vreemde handelaren zoals:
Cerammers, Gorammers, Boeginezen, Makassaren, Arabieren en Chinezen. Vooral de
Cerammers hebben zich grooten invloed weten to verschaven door to huwen met
vrouwen uit dit gedeelte. In dien tijd kwam reeds veel voor, dat Cerammers
zicht voor Imam uitgaven en gingen trouwen met Papoesche vrouwen om zick and
als Islamsche Leiders op to werpen” (Jauh
sebelum datangnya pemerintah, telah berada di daerah ini sejumlah pedagang yang
berasal dari luar misalnya dan Seram, Gorom, Bugis, Makassar, Arab dan Cina.
Dan semuanya itu pengaruh Seram dan Gorom lebih besar karena menikah dengan
perempuan disini. Dari hubungan ini ada yang dijadikan Imam dengan begitu
mereka telah diterima sebagai keluarga sendiri dan diangkat sebagai Pemimpm
Agama Islam.
Uraian Zendeling Bout ini, memperlihatkan bahwa
pedagang luar seperti: Seram, Gorom, Bugis, Makassar, Arab dan Cina telah
berada dan menetap di Jazirah Onin beberapa abad yang lalu sebelum datangnya
pemerintah Belanda, dan telah terjadi perkawinan antara laki-laki Seram dan
Gorom dengan perempuan Kapaur dan sebaliknya antara laki-laki Kapaur dengan
perempuan Seram
dan Gorom, bahkan orang-orang Seram dan Gorom telah diangkat sebagai Pemimpin
Agama Islam.
Dr. F. Slump, dalam bukunya : De Zendeling Op West-Nieuw Guinea, antara lain mencatat sebagai
berikut:
...de cerammers hebben zich grooten
invloed weten to schaffen door to huwen met vrouwen uit Kapuer en ook door
vrouwen win Ceram uit to huwelijken in dit gedeelte” (...suku Seram telah mendapat
pengaruh yang besar di daerah ini dengan cara mengawini perempuan Kapaur dan
juga dengan mengawinkan perempuan Seram dengan masyarakat di daerah ini).
Dari suatu penelitian yang
dilakukan oleh Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi
Irian Jaya (1981-1982), menyebutkan: “Penduduk Asli Jazirab Onin telah
mempunyai hubungan dagang dengan suku-suku di luar Pulau Irian antara lain:
Suku Seram, Gorom, Bugis Makassar, Arab dan Cina. Dari hubungan dagang telah
terjadi hubungan kekerabatan dan perkawinan.
Dr.
F. Slump,
pula mencatat sebagai berikut :
“Het Schiereiland Onin, door ons
meestal kapuer genoemd is verdeeld in verschillende miniature rijkjes. Men
heefd gebied van de Radja van Ati-Ati Fatagar, Wertoear, Sekar, Pik-Pik,
Patipi, Roembati en Argoeni...” (Jazirah Onin,
yang kadang-kadang disebut Kapaur, terbagi dalam sejumlah kerajaan kecil, yaitu
wilayah Raja Ati-Ati, Fatagar, Werouar, Sekar, Pik-Pik, Patipi, Rumbati dan
Arguni ...)
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’anul
Karim, Dinas Pembinaan Mental TM Angkatan Darat, Penerbit PT. Sari Agung, 2005.
Al-Habib
Alwi Bin Thaher Al-Hadad, “Sejarah Masuknya Islam di Timur Jauh” Jakarta: Bulan
Bintang,1981.
Armando
Cortessao, “The Suma Oriental Of Tomes Prres”, London : Reprinted For The
Hakluyt Society, 1944.
Alqadri,
Hamid, C. Snouck Hurgroanje: Politik Belanda Terhadap Islam dan Keturunan Arab,
Jakarta: Sinar Harapan 1984.
Ahmad
Adaby Darban, “Pragmenta Sejarah Islam di Indonesia” : Yogjakarta, Pustaka
Irma, 1985.
Arnold,
Thomas W. “The Prealing Of Islam, A. History Of Propagation Of The Muslim Faith”,
London: Lucas & Company, 1935.
Anceaux, J.C. “Languages Of
the Bomberay Peninsula”, Den Haag: 1958. de Graaf H.J. “De Erste Moslimsche
Vorstendom of Java “,The Hague: Martinus Nijhoff,1976.
Ely Amin, “Sejarah Masuknya
Islam di Maluku”, Patimura,1972.
Gibb,
H.A.R. “Muhammedanisme, An Historical Survey”, London : Oxford University
Press, 1964.
Gelpke Sollewijn, “On the
Origin Of The Name Papua”, Leiden: 1993.
Gelpke
Sollewijn, “Report Of Miguel de Brito on his Voyages in 158 1-1582 in The Radja
Ampat, Mac Cleur Gulf and Seram”, Leiden: 1994.
Gallis,
R.W. “Geschiedenies van Nieuw Guinea”, Redaksi W. C. Klein, s' Gravenhage,
1953.
Hamka, “Sejarah Masuknya
Islam di Indonesia”, Medan: 1963.
Koentjaraningrat
dan Harsya W. Bahtiar, “Penduduk Irian Barat”, Jakarta Penerbit
Universitas,1963.
Kern, “Hindoe Javaanse
Geschiedenis”, s'Gravenhage:1929.
Kamma, F.C.F 1, “Kruis en
Korwar”, Den Haag : J.N Van Hoeve,1953.
Kamma, F.C.H, “Ajaib di Mata
Kita”, Jakarta: BPK Ginung Mulia,1981.
Kamma, F.C.H, “De Verhouding
Tussen Tidore en de Papoesehe Eilanden in Legende en
Historie”, s' Gravenhage : N .y. Ultgeverij W. Van Hoeve,1948.
Kantor Wilayah Departemen
Pendidikan, dan Kebudayaan Provinsi klan Jaya, “Laporan Hash Survey Benda-Benda
Budaya Daerah klan Jaya”, Proyek Pengembangan Permuseum Man
Jaya: Jayapura, 198 1-1982.
Meilink Roelofsz, “Asian
Trade and European Influence in the Indonesian Archipelago
between 1500 and 1630”, The Hague : Martinus Neijhoff, 1962.
Majelis Ulama Indoensia, “Sejarah
Umat Islam di Indonesia”, Jakarta. 1991.
Majalah Islam “Sabili”, Edisi
Khusus 2007.
Mussa’ad Ya’aquub, “Melongoke
Dak’wah Islamiyah di Bumi Cendrawasih (Irian Jaya) dan Permasalahannya”,
Yayasan Ibnu Batuthah : Jakarta 1995.
Mussa’ad Ya’aquub, “Sekilas
Perjalanan Islam di Irian Jaya Yayasan Ibnu Batuthah” : Jakarta 1997.
Natsir, M “Islam dan Kristen
di Indonesia”, Jakarta: Penerbit Media Da'wah,1988.
Onin, J.F. “Islam dan Kristen
di Tanah Papua” Bandung : Jurnal Info Media, 2006.
Raws, Joh, “Dc Zerding Op
Nederlandsch Nieuw Guinea”, Oegstgeest Zendingsstudie-Rood,
Lente,1919.
Schouwenburg, N.G.J. “En Eeuw
Evangelic Op Nieuw Guinea”, Oegstgeest 1955.
Wheatley, Paul, “The Golden
Khersonese”, Kualalumpur: University Of Malaya Press, 1961.
Wasaraka, Z. A. dick (Tim
Perumus Hasil Seminar), “Sejarah Masuknya Islam dan Perkembangannya di klan
Jaya”, Fakfak:23 Juni 1997.
Wirayana Nyoman, dick (Tim
Penyusun Sejarah Kota Fakfak) “Sejarah Kota Fakfak” : Fakfak, 1991.
Yamin, Muhammad “Kedaulatan
Indonesia atas klan Barat”, NV. Nusantara Bukit Tinggi:1965.
Disusun Oleh : Ya'aqub Bauw Mussa'ad (Fakfak)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar