Senin, 20 Oktober 2014

ISLAM DI FAKFAK


SEJARAH SINGKAT  MASUKNYA ISLAM DI FAKFAK

A.    Mangenal Kota Fakfak
Kota Fakfak yang terletak di Jazirah Onin kawasan Jazirah Bomberay, merupakan kota tertua di Tanah Papua. Dalam sejumlah naskah sejarah sebelum pemerintah kolonial Belanda pada tanggal 8 Oktober 1898 mendirikan pos pemerintahan pertama di Fakfak dan Manokwari; nama Fakfak belum pernah disebut. Nama-nama yang sering disebut ialah : Onin, Kapaur dan Kokas. Dari cerita-cerita penduduk setempat asal mula sebutan untuk Fakfak ialah:
“Pak-pak” yang dalam bahasa Onin atau Kapaur artinya batu kering atau mati. Dan kenyataannya memang kota Fakfak adalah sebuah kota yang dibangun di atas kawasan dengan topografinya berbukit dan berbatu.
Pergeseran ucapan atau asal mulanya sebutan Fakfak berawal dan para musafir dan pedagang Muslim dari negeri Arab (Hadramaut-Yaman) yang bermukim disitu dan menyebut “Pak-pak” dengan “Fakfak” karena memang pembawaaan orang-orang dari negeri Arab kurang bisa ucapkan huruf “P”. Dan tidak dapat disangkal kemudian Kota Fakfak (Jazirah Onin) merupakan Pintu Gerbang Masuknya Agama Islam di Tanah Papua yang terjadi pada abad ke 16.

B.    Latar Belakang Sejarah
Jika berbicara tentang wilayah manakah di Tanah Papua yang pertama kalinya mendapat sentuhan Syi’ar Islam?, maka perlu ditelusuri jejak historisnya dengan melakukan penelitian ilmiah dan studi-studi intensif dan bukan berdasarkan pandangan dari masyarakat yang telah dipengaruhi oleh pemikiran mistik atau cerita-cerita rakyat (legenda) dan paham-paham (mitos) yang dapat mengaburkan Historiografi Islam di Tanah Papua. Karena ketiadaan literatur tertulis tentang Historiografi Islam di Tanah Papua untuk memahami proses penyebaran dan perkembangannya, maka catatan-catatan sejarah yang di tulis oleh para Ilmuwan Islam dan non Muslim (Barat) tentang keadaan sesungguhnya yang terjadi dan berhubungan dengan penyebaran Agama Islam di Tanah Papua, perlu ditelusuri karena dapat merupakan referensi awal dalam menyusun Historiografi Islam di Tanah Papua.
Dari catatan sejarah, Jazirah Onin sebagai bagian dan kawasan Jazirah Bomberay merupakan satu-satunya wilayah di Tanah Papua yang paling sering dikunjungi oleh pelaut atau pedagang asing maupun para musafir dan pedagang Muslim Dari negeri Arab (Hadramaut - Yaman) dan lokal (Indonesia), karena hutan pala, kulit masohi, burung cenderawasih dan burung kakatua. Sebaliknya perdagangan di Jazirah Onin (Fakfak) secara karakteristik memiliki akar-akar kebudayaan yang sama (common culturalroots) dengan penduduk yang berada di kawasan Kaimana, Namatota dan pesisir Teluk Bintuni (Babo, Aranday dan Kokoda), Seget, Misool, Seram Bagian Timur (Seram dan Gorom), Halmahera Bagian Selatan, dan pulau-pulau Lease (Saparua, Haruku dan Nusa Laut). Bahkan seluruh wilayah ini diikatkan bersama dalam satu Kebudayaan Onin atau pengaruh Onin, sehingga para musafir dan pedagang Muslim Dari negeri Arab (Hadramaut-Yaman) merasa lebih aman (leluasa) mengunjungi Jazirah Onin untuk berdagang dan melakukan penyebaran Agama Islam disitu.
Ahli sejarah Kern, Krom dan Rouffaer dalam bukunya “Hindoe Javaanse Geschiedenis” menulis sebagai berikut:
“Pada ketika Kerajaan Sriwjaya dikuasai oleh maharaja bernama Seri Indrawarman, maka data tahun 702, 716 dan 724 berangkatlah ke istana Tiongkok beberapa orang duta membawa enam burung kakatua dan beberapa putri Janggi”.
F.C. Kamma dalam bukunya “Kruis en Korwar” mencatat sebagai berikut:
“De Uitterste Kest-Punt Onin wordt reeds genoemd in de geschiedenis van het Hindoe-Javaanse Rijk Mojopahit in 1365. Vele malen vindt men in de annalen de Indonesiche riijken melding gemaakt van Papoease slaven die aan de vorsten hoven van Java werden gehouden en soms al seen geschenk aan Chinese vorsten werden aangeboden” (Pantai Barat Jazirah Onin, telah tercantum dalam sejarah Kerajaan Hindu Jawa Majapahit pada tahun 1365. Dari laporan kerajaan di sebutkan adanya budak Papua yang berada di istana kerajaan, dan kadang-kadang budak-budak itu di hadiahkan kepada Raja Negeri Cina).
Uraian Kern, Krom dan Rouffaer maupun catatan dari F.C Kamma, memperlihatkan bahwa “Jazirah Onin” telah lama berhubungan dengan Kerajaan Sriwijaya sejak abad ke-8 dan Majapabit sejak abad ke-14, bahkan pula telah berhubungan dengan bangsa-bangsa asing lainnya (Eropa dan Asia).
Habib Bin Thahir Al Hadad, mantan Mufti Besar Kerajaan Johor Malaysia dalam bukunya “Masuknya Islam di Timur Jauh” menulis sebagai berikut:
“Bahwa pada abad ke-14 dikalangan orang-orang Arab dahulu telah disebut nama “kwak-kwak” yang terletak Jauh di negeri Isafun (kemungkinan yang dimaksud adalah Pakpak/Fakfak).
Zendeling Bout menulis sebagai berikut :
“Reeds Jaren voor er geregeld bestuur kwan, waren er tal van vreemde handelaren zoals: Cerammers, Gorammers, Boeginezen, Makassaren, Arabieren en Chinezen. Vooral de Cerammers hebben zich grooten invloed weten to verschaven door to huwen met vrouwen uit dit gedeelte. In dien tijd kwam reeds veel voor, dat Cerammers zicht voor Imam uitgaven en gingen trouwen met Papoesche vrouwen om zick and als Islamsche Leiders op to werpen” (Jauh sebelum datangnya pemerintah, telah berada di daerah ini sejumlah pedagang yang berasal dari luar misalnya dan Seram, Gorom, Bugis, Makassar, Arab dan Cina. Dan semuanya itu pengaruh Seram dan Gorom lebih besar karena menikah dengan perempuan disini. Dari hubungan ini ada yang dijadikan Imam dengan begitu mereka telah diterima sebagai keluarga sendiri dan diangkat sebagai Pemimpm Agama Islam.
Uraian Zendeling Bout ini, memperlihatkan bahwa pedagang luar seperti: Seram, Gorom, Bugis, Makassar, Arab dan Cina telah berada dan menetap di Jazirah Onin beberapa abad yang lalu sebelum datangnya pemerintah Belanda, dan telah terjadi perkawinan antara laki-laki Seram dan Gorom dengan perempuan Kapaur dan sebaliknya antara laki-laki Kapaur dengan perempuan Seram dan Gorom, bahkan orang-orang Seram dan Gorom telah diangkat sebagai Pemimpin Agama Islam.
Dr. F. Slump, dalam bukunya : De Zendeling Op West-Nieuw Guinea, antara lain mencatat sebagai berikut:
...de cerammers hebben zich grooten invloed weten to schaffen door to huwen met vrouwen uit Kapuer en ook door vrouwen win Ceram uit to huwelijken in dit gedeelte” (...suku Seram telah mendapat pengaruh yang besar di daerah ini dengan cara mengawini perempuan Kapaur dan juga dengan mengawinkan perempuan Seram dengan masyarakat di daerah ini).
Dari suatu penelitian yang dilakukan oleh Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Irian Jaya (1981-1982), menyebutkan: “Penduduk Asli Jazirab Onin telah mempunyai hubungan dagang dengan suku-suku di luar Pulau Irian antara lain: Suku Seram, Gorom, Bugis Makassar, Arab dan Cina. Dari hubungan dagang telah terjadi hubungan kekerabatan dan perkawinan.
Dr. F. Slump, pula mencatat sebagai berikut :
“Het Schiereiland Onin, door ons meestal kapuer genoemd is verdeeld in verschillende miniature rijkjes. Men heefd gebied van de Radja van Ati-Ati Fatagar, Wertoear, Sekar, Pik-Pik, Patipi, Roembati en Argoeni...” (Jazirah Onin, yang kadang-kadang disebut Kapaur, terbagi dalam sejumlah kerajaan kecil, yaitu wilayah Raja Ati-Ati, Fatagar, Werouar, Sekar, Pik-Pik, Patipi, Rumbati dan Arguni ...)




DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’anul Karim, Dinas Pembinaan Mental TM Angkatan Darat, Penerbit PT. Sari Agung, 2005.
Al-Habib Alwi Bin Thaher Al-Hadad, “Sejarah Masuknya Islam di Timur Jauh” Jakarta: Bulan Bintang,1981.
Armando Cortessao, “The Suma Oriental Of Tomes Prres”, London : Reprinted For The Hakluyt Society, 1944.
Alqadri, Hamid, C. Snouck Hurgroanje: Politik Belanda Terhadap Islam dan Keturunan Arab, Jakarta: Sinar Harapan 1984.
Ahmad Adaby Darban, “Pragmenta Sejarah Islam di Indonesia” : Yogjakarta, Pustaka Irma, 1985.
Arnold, Thomas W. “The Prealing Of Islam, A. History Of Propagation Of The Muslim Faith”, London: Lucas & Company, 1935.
Anceaux, J.C. “Languages Of the Bomberay Peninsula”, Den Haag: 1958. de Graaf H.J. “De Erste Moslimsche Vorstendom of Java “,The Hague: Martinus Nijhoff,1976.
Ely Amin, “Sejarah Masuknya Islam di Maluku”, Patimura,1972.
Gibb, H.A.R. “Muhammedanisme, An Historical Survey”, London : Oxford University Press, 1964.
Gelpke Sollewijn, “On the Origin Of The Name Papua”, Leiden: 1993.
Gelpke Sollewijn, “Report Of Miguel de Brito on his Voyages in 158 1-1582 in The Radja Ampat, Mac Cleur Gulf and Seram”, Leiden: 1994.
Gallis, R.W. “Geschiedenies van Nieuw Guinea”, Redaksi W. C. Klein, s' Gravenhage, 1953.
Hamka, “Sejarah Masuknya Islam di Indonesia”, Medan: 1963.
Koentjaraningrat dan Harsya W. Bahtiar, “Penduduk Irian Barat”, Jakarta Penerbit Universitas,1963.
Kern, “Hindoe Javaanse Geschiedenis”, s'Gravenhage:1929.
Kamma, F.C.F 1, “Kruis en Korwar”, Den Haag : J.N Van Hoeve,1953.
Kamma, F.C.H, “Ajaib di Mata Kita”, Jakarta: BPK Ginung Mulia,1981.
Kamma, F.C.H, “De Verhouding Tussen Tidore en de Papoesehe Eilanden in Legende en Historie”, s' Gravenhage : N .y. Ultgeverij W. Van Hoeve,1948.
Kantor Wilayah Departemen Pendidikan, dan Kebudayaan Provinsi klan Jaya, “Laporan Hash Survey Benda-Benda Budaya Daerah klan Jaya”, Proyek Pengembangan Permuseum Man Jaya: Jayapura, 198 1-1982.
Meilink Roelofsz, “Asian Trade and European Influence in the Indonesian Archipelago between 1500 and 1630”, The Hague : Martinus Neijhoff, 1962.
Majelis Ulama Indoensia, “Sejarah Umat Islam di Indonesia”, Jakarta. 1991.
Majalah Islam “Sabili”, Edisi Khusus 2007.
Mussa’ad Ya’aquub, “Melongoke Dak’wah Islamiyah di Bumi Cendrawasih (Irian Jaya) dan Permasalahannya”, Yayasan Ibnu Batuthah : Jakarta 1995.
Mussa’ad Ya’aquub, “Sekilas Perjalanan Islam di Irian Jaya Yayasan Ibnu Batuthah” : Jakarta 1997.
Natsir, M “Islam dan Kristen di Indonesia”, Jakarta: Penerbit Media Da'wah,1988.
Onin, J.F. “Islam dan Kristen di Tanah Papua” Bandung : Jurnal Info Media, 2006.
Raws, Joh, “Dc Zerding Op Nederlandsch Nieuw Guinea”, Oegstgeest Zendingsstudie-Rood, Lente,1919.
Schouwenburg, N.G.J. “En Eeuw Evangelic Op Nieuw Guinea”, Oegstgeest 1955.
Wheatley, Paul, “The Golden Khersonese”, Kualalumpur: University Of Malaya Press, 1961.
Wasaraka, Z. A. dick (Tim Perumus Hasil Seminar), “Sejarah Masuknya Islam dan Perkembangannya di klan Jaya”, Fakfak:23 Juni 1997.
Wirayana Nyoman, dick (Tim Penyusun Sejarah Kota Fakfak) “Sejarah Kota Fakfak” : Fakfak, 1991.
Yamin, Muhammad “Kedaulatan Indonesia atas klan Barat”, NV. Nusantara Bukit Tinggi:1965.


Disusun Oleh :  Ya'aqub Bauw Mussa'ad  (Fakfak)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar