Senin, 14 Februari 2011

Pengertian Biokimia

Biokimia berasal dari kata bio
artinya organisme hidup, sedangkan
kimia adalah satu cabang ilmu
pengetahuan yang mempelajari
tentang perilaku dari bahan-bahan
kimia. Ilmu Kimia juga
menitikberatkan terhadap komposisi
bahan dan sifat-sifat yang
berhubungan dengan komposisi.
Juga mengkonsentrasikan
perbedaan interaksi senyawa satu
dengan senyawa lainnya dalam
reaksi kimia untuk membentuk zat-
zat baru (Brady dan Humiston,
1986).
Dengan demikian dapat
digabungkan dua pengertian diatas
bahwa Biokimia meliputi studi
tentang susunan kimia sel, sifat
senyawa serta reaksi yang terjadi di
dalam sel, senyawa-senyawa yang
menunjang aktivitas organisme
hidup serta energi yang diperlukan
atau dihasilkan (Poedjiadi, 1994).
Ilmu Biokimia bertujuan
mempelajari sifat zat kimia yang
terdapat di dalam jasad hidup dan
senyawa yang diproduksinya,
mempelajari fungsi dan
transformasi zat kimia serta
menelaah transformasi tersebut
sehubungan dengan aktivitas
kehidupan (Girindra, 1993).
Dari dua definisi Biokimia di atas,
dapat disimpulkan bahwa ada, dua
aspek, yaitu struktur senyawa dan
reaksi antara senyawa di dalam
organisme hidup. Dengan
mempelajari struktur senyawa dan
reaksi yang terjadi, sifat-sifat umum
organisme hidup dapat dijelaskan
secara rinci. Demikian pula faktor-
faktor
lingkungan yang dapat
mempengaruhi aktivitas kehidupan
dapat diketahui, sehingga dapat
dihindari terjadinya dampak
lingkungan negatif. Jasad hidup
(benda hidup) adalah sekumpulan
zat tak hidup yang dapat berbaur
dan bereaksi serta berinteraksi satu
sama lain dengan cara dan susunan
yang sangat rumit, namun teratur
dengan baik (Girindra, 1993).
Contohnya, protein dan asam
nukleat merupakan komponen
utama penyusun sel. Dengan
mengetahui susunan kimia,
struktur, sifat senyawa serta proses
metabolisme yang terjadi di dalam
sel, dapat dijelaskan beberapa sifat
umum sel, misalnya yang
berhubungan dengan faktor genetik
pertumbuhan sel, penyediaan dan
penggunaan energi bagi proses
metabolisme di dalam sel, dan
aktivitas enzim sebagai biokatalis
dalam proses metabolisme.
Jasad hidup (benda hidup) tersusun
darl molekul-molekul yang tidak
bernyawa. Bila komponen jasad
hidup (benda hidup) diisolasi dan
diteliti, molekul-molekul ini tidak
bertentangan dengan hukum fisika
dan kimia, yang berlaku juga bagi
benda-benda mati. Walaupun
demikian, organisme hidup
mempunyai ciri-ciri hidup yang
tidak diperlihatkan oleh benda-benda
mati.
Menurut para ahli ada tiga ciri hidup
yang dapat diidentifikasi bahwa sel
hidup: (1) sangat terorganisasi dan
sangat komplek, tiap komponen
mempunyai fungsi yang sangat
spesifik; (2) mempunyai
kemampuan untuk mengektrak
energi dari sekelilingnya, dan (3)
dapat menurunkan sifat atau
merepleksikan dirinya sendiri
dengan tepat dan terencana. Ciri
hidup pertama, menunjukkan
bahwa tidak hanya berlaku untuk
struktur mikroskopik, seperti
jantung, paru-paru, dan otak, tetapi
juga bagi struktur intraseluler
mikroskopik, seperti inti sel.
Demikian pula, senyawa kimia di
dalam sel, seperti protein dan lemak
mempunyai fungsi khusus. Contoh
lainnya, tanaman mempunyai 3 tiga
organ, seperti daun, batang dan
akar. Ketiganya mempunyai fungsi
yang khusus dan sama-sama
melaksanakan tugas agar tumbuhan
dapat hidup. Ciri hidup kedua,
memperlihatkan organisme hidup
mempunyai kemampuan untuk
mengektrak, mengubah dan
menggunakan energi lingkungannya
dalam bentuk zat organik atau
energi sinar matahari. Dengan
energi ini memungkinkan
organisme hidup membangun dan
struktur kompleknya, yang
diperlukannya untuk
melangsungkan kerja mekanis pada
pergerakan, dan untuk
memindahkan senyawa kimia
melalui membran. Organisme hidup
tidak pernah berada dalam keadaan
seimbang di dalam dirinya atau
dengan lingkungannya. sedangkan
benda mati tidak menggunakan
energi secara terencana untuk
mempertahankan strukturnya dan
untuk melakukan kerja. Jika terus
dibiarkan, benda mati cenderung
terurai menuju keseimbangan
dengan lingkungannya. Ciri hidup
ketiga merupakan sifat sel hidup
yang paling menonjol karena
kemampuannya untuk berproduksi
hampir sempurna selama ratusan
bahkan ribuan generasi, Eschericia
coli bentuk dan ukurannya tidak
mengalami perubahan, bahkan
struktural penyusunnya pun tidak
mengalami perubahan menyolok.
Informasi genetik semua sel jasad
hidup, semuanya terdapat di dalam
DNA (deoxyribonucleic acid).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar