Selasa, 11 Desember 2012

PERISTIWA SEKITAR PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA

Indonesia termasuk sekelompok kecil bangsa yang memperoleh kemerdekaan bukan sebagai pemberian penjajah atau sebagai hasil suatu proses damai belaka.

-          Peristiwa Rengasdengklok
Latar belakang peristiwa Rengasdengklok
Pada waktu itu Soekarno dan Moh. Hatta (Tokoh-tokoh Golongan Tua) menginginkan agar proklamasi kemerdekaan Indonesia dilakukan melalui PPKI.
Sebaliknya, golongan pemuda menginginkan agar proklamasi kemerdekaan Indonesia secepatnya tanpa melaluiPPKI yang dianggap sebagai buatan Jepang.
Sebelumnya golongan pemuda telah mengadakan suatu perundingan di salah satu Lembaga Bakteriologi di Pegangsaan Timur Jakarta, pada tanggal 15 Agustus 1945.

-          “Pengamanan” yang dilakukan oleh sejumlah pemuda
Peristiwa ini terjadi pada tanggal 16 Agustus 1945 pukul 04.00 WIB, Soekarno (bersama Fatmawati N. Guntur yang berusia sembilan bulan) dan Hatta dibawah ke Rengasdengklok.
Soekarno dan Moh. Hatta menempati rumah milik Warga masyarakat yang bernama Jo Ki Song keturunan Tionghoa.
Satu-satunya jalan untuk mengetahui keberadaan mereka adalah melalui Wikana salah satu utusan yang bertitegan dengan Soekarno-Hatta malamnya.
Selanjutnya rombongan ini tiba pada pukul 18.00 Waktu Jawa selanjutnya dengan taruhan nyawa.
Bahwa proklamasi kemerdekaan akan diumumkan pada keesokan harinya tanggal
17 Agustus 1945 selambat-lambatnya pukul 12.00 dengan adanya jaminan itu. 

LOKASI MINYAMBOW KAB. MANOKWARI


MAKALAH PANCASILA


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas berkat dan pertolongannya sehingga penulisan Makalah ini dapat terselesaikan tapat pada waktunya dengan judul “Pemimpin Berjiwa Pancasila”.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan di sebabkan karena keterbatasan penulisa, sehingga mohon saran dan kritik yang sifatnya membangun demi kesempurnaan Makalah ini.
Semoga penulisan Makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan juga bagi pembaca sekalian.


Manokwari,    Desember 2012
Penulis




















DAFTRA ISI


Halaman Sampul............................................................................................................ i
Halaman Kata Pengantar ............................................................................................ ii
Halaman Daftar Isi........................................................................................................ iii

BAB I         PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang...................................................................................... 1
B.   Permasalahan ...................................................................................... 2
C.   Tujuan Penulisan ................................................................................ 2

BAB II        PEMBAHASAN
A.   Hakikat Berjiwa Pancasila................................................................... 3
B.   Pemimpin Berjiwa Pancasila.............................................................. 4

BAB III       PENUTUP
A.   Kesimpulan ........................................................................................... 7
B.   Saran .............................................................................................. ...... 7

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................














BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang
Menghangatnya wacana tentang Pancasila belakangan ini, setidaknya mengandung dua makna. Pertama, terjadinya pengingkaran terhadap Pancasila yang semakin parah dalam wujud korupsi, kebijakan anti rakyat, diskriminasi, kekerasan, radikalisme agama, dan ketidakadilan. Kedua, adanya upaya mengingatkan dan mengembalikan Pancasila sebagai dasar kehidupan berbangsa dan bernegara dalam aspek hukum, sosial, ekonomi, politik, budaya, birokrasi, pertahanan keamanan dan hubungan internasional. 
Bercermin dari sejarah, lahirnya Pancasila sebagai dasar negara pada 1 Juni 1945 tidak terlepas dari embrio sebelumnya di mana pada awal abad ke-20, muncul semangat nasionalisme kaum terpelajar untuk  melawan kolonialisme dan imperialisme. Kesadaran ini menyebar melalui pembentukan organisasi pergerakan, kelompok-kelompok studi dan partai politik. Mereka merasa senasib sepenanggungan sebagai bangsa terjajah dan memiliki tekad merebut kemerdekaan dari penjajah kolonialisme asing. Mereka menginginkan penentuan nasib sendiri (self-determination) dan pembentukan pemerintahan sendiri (self-government). Pada tahap inilah mereka membayangkan sebuah komunitas yang bernama "Indonesia".
Kemudian, untuk mendirikan sebuah bangsa, tentu harus memiliki dasar pemersatu dan sekaligus rel kehidupan berbangsa. Para pendiri bangsa ini pun bermusyawarah dalam sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pada 29 Mei hingga 1 Juni 1945 guna merumuskan dasar negara Indonesia merdeka. Sidang tersebut dihadiri anggota BPUKI yang terdiri dari berbagai idiologi, suku, agama, dan golongan yang berbeda.
Dalam pidato 1 Juni 1945, Bung Karno merumuskan lima prinsip yang menjadi titik persetujuan, yakni: (1) Kebangsaan Indonesia; (2) Internasionalisme, atau Perikemanusiaan; (3) Mufakat atau Demokrasi; (4) Kesejahteraan Sosial; (5) Ketuhanan yang Berkebudayaan. Dia menyebut lima prinsip tersebut dengan Pancasila. Meskipun demikian, rumusan Pancasila versi pidato Bung Karno ini kemudian disempurnakan oleh Panitia Sembilan. 
Setelah kemerdekaan diproklamirkan pada 17 Agustus 1945 oleh Soekarno-Hatta atas nama bangsa Indonesia, besoknya (18 Agustus) Pancasila disahkan sebagai dasar negara. Sehingga dalam mengisi kemerdekaan, Indonesia menjadikan Pancasila sebagai dasar negara yang menjadi rambu-rambu kehidupan berbangsa dan bernegara. Dengan demikian, Pancasila adalah karya bersama untuk mempersatukan rakyat Indonesia dalam mewujudkan tujuan berbangsa dan bernegara.
Sebagaimana halnya semua bangsa di dunia ini, pasti mempunyai dasar, pandangan hidup dan kepribadian bangsa. "Setiap bangsa mempunyai suatu jiwa. Demikian juga bangsa Indonesia yang dalam perjalanan sejarahnya digerakkan oleh jiwa. Jiwa yang disebut dengan keperibadian bangsa, termanifestasi dalam Pancasila. Para pendiri bangsa  paham betul bahwa Pancasila adalah rumah bersama rakyat Indonesia yang majemuk.
Namun cita-cita itu seringkali dikubur oleh kepentingan politik-ekonomi segelintir orang. Buktinya sejak Indonesia merdeka, justru terjadi pengingkaran terhadap Pancasila yang dilakukan negara (pemerintah) itu sendiri. Pengingkaran ini semakin nyata ketika pemerintahan orde baru berkuasa (1966-1998). Pengingkaran itu dalam wujud korupsi, pembangunan yang menyengsarakan rakyat, kekerasan, pelanggaran hak asasi manusia, dan kebijakan-kebijakan yang tak berpihak pada rakyat.  Meskipun di atas kertas dinyatakan bahwa Pancasila adalah sumber dari segala sumber hukum dan fondasi bangsa, tetapi dalam praktiknya terjadi pengingkaran secara struktural.

B.   Pemasalahan
Melihat uraian latan belakang di atas, maka dirumuskan masalah yaitu “Bagaimana gambaran tentang pemimpin berjiwa pancasila.

C.   Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui gambaran tentang pemimpin berjiwa pancasila.



BAB II
PEMBAHASAN


A.   Hakikat Berjiwa Pancasila
Setiap pemimpin di Indonesia harus berjiwa Pancasila. Pemimpin harus mampu menghayati nilai-nilai Pancasila serta memahami makna Bhineka Tunggal Ika. Dengan demikian, segala kebijakan yang diambil oleh seorang pemimpin, dasarnya adalah nilai-nilai Pancasila demi kepentingan rakyat. Selain itu, seorang pemimpin juga harus paham mengenai pluralitas agar implementasi Pancasila dapat disesuaikan dengan kultur masyarakat yang notabene berbeda satu sama lainnya.
Bangsa Indonesia, harus dididik dengan ideologi, yakni Pancasila. Hal ini penting agar pemimpin-pemimpin masa depan Bangsa Indonesia kelak mampu merubah keadaan menjadi lebih baik. Jangan hanya karena sebuah perbedaan lalu kita saling menindas. Apa pun agamanya, warna kulitnya, kita adalah sama-sama manusia yang butuh oksigen, butuh makan. Itulah persatuan yang harus dibangun.
Bangsa Indonesia saat ini membutuhkan pemimpin yang berjiwa Pancasila. Masalah yang akhir-akhir ini silih berganti menerpa bangsa mulai ekonomi, politik, sosial, hingga budaya termasuk masalah pertahanan dan keamanan, hanya bisa diatasi oleh pemimpin yang berjiwa Pancasila.
Sifat pemimpin berjiwa Pancasila salah satunya adalah tegas, tidak sombong, suka bermusyawarah, menjunjung prinsip keadilan dan kemanusiaan demi kesejahteraan masyarakat.“ Pada masa Orde Baru,kita semua dikenalkan dengan Pancasila oleh pemimpin bangsa ini.Tapi sisi lain, yang mengenalkan Pancasila kepada kita diduga terlibat korupsi. Jadi pada masa reformasi,masyarakat menjadi tidak kenal lagi nilai- nilai Pancasila. 
Padahal, Pancasila adalah fondasi bangsa ini. Apabila pemimpin bangsa ini berjiwa Pancasila, pasti suka bermusyawarah,tidak membedakan suku, ras, dan agama. Pemimpin itu tidak bisa dilahirkan dari atas,tapi harus diusulkan dari rakyat. Pemimpin itu harus bersifat seperti matahari, bulan, dan bintang. Sinar matahari memancar ke seluruh penjuru bumi. Bulan menerangi di malam hari dan sifatnya lembut. Bintang mampu menjadi petunjuk arah bagi yang tersesat.
Untuk saat ini negara telah mengalami krisis kepemimpinan. Ada tiga tolok ukur yang harus dimiliki pemimpin bangsa ini. Pertama, moralitasnya harus baik. Kedua, sanggup menjadi teladan bagi rakyatnya. Ketiga, memiliki sikap berani dan tegas dalam mengambil keputusan.
Contoh kecil tentang moralitas pemimpin, mestinya jika ada seorang pemimpin yang ditetapkan sebagai tersangka korupsi, pencabulan, penipuan, dan pemalsuan, maka memiliki jiwa malu dan segera mengundurkan diri dari jabatannya. Namun, fakta yang terjadi sekarang justru terbalik.“Pejabat yang bersangkutan memilih terus mempertahankan jabatannya. Pemimpin itu selalu berdalih pada asas praduga tidak bersalah. 

B.   Pemimpin Berjiwa Pancasila
Ketika masa orde baru, di lembaga pendidikan mulai sekolah dasar (SD) hingga perguruan tinggi selalu akrab dengan mata pelajaran "Pendidikan Moral Pancasila (PMP)". Juga, masih ada penataran Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4) yang tertuang dalam TAP MPR Nomor II/1978, wajib diikuti masyarakat. Tetapi Pancasila tidak hidup dan nyata dalam kehidupan berbangsa. Seseorang bisa saja menghafal butir-butir Pancasila, tetapi tidak memahami dan menyadari makna bagi dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. 
Sekarang di era reformasi ini, ketika kran kebebasan dibuka, masyarakat tidak dibebani lagi dengan indoktrinisasi negara sebagaimana dilakukan pada masa orde baru. Kini, masayarakat sudah bebas bersuara. Bahkan ada sebagian kecil masyarakat yang memperdebatkan lagi Pancasila dan menawarkan idiologi yang lain untuk bangsa ini. Seolah-olah Pancasila dianggap tidak mampu bahkan gagal mewujudkan cita-cita kemerdekaan. 
Tak ada idiologi lain bagi Indonesia untuk mempertahankan eksistensinya sebagai bangsa, kecuali Pancasila. Pancasila adalah konsep final. Oleh sebab itu, maraknya berbagai persoalan bangsa bukan berarti gagalnya Pancasila. Kesalahan bukanlah terletak pada Pancasila sebagai dasar negara, tetapi terletak pada pemimpin, pejabat, dan birokrat di negeri ini yang mengingkari Pancasila. Gara-gara ulah sebagian elite yang menyalahgunakan kekuasaan, rakyat banyak yang menjadi korban dan tumbal kekuasaan. Akhirnya negara ini salah kelola yang pada gilirannya menghadirkan kesenjangan sosial, kemiskinan, pengangguran, konflik, dan kerusakan alam.
Oleh sebab itu, meskipun secara de yure kita sudah merdeka, tetapi secara de facto mayoritas rakyat belum merasakan kemerdekaan sejati. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia (sila ke-5 Pancasila) hanyalah mimpi belaka. Buktinya: separuh penduduk Indonesia hidup di bawah garis kemiskinan (versi Bank Dunia), puluhan juta petani tak bertanah dan sebagian menjadi petani gurem, puluhan juta buruh hidup dalam ketertindasan, dan jutaan anak tak bisa mengecap pendidikan. Sementara segelintir orang di republik ini menjadi orang terkaya di dunia, segelintir orang menguasai jutaan hektar tanah dan aset negara lainnya, dan beberapa elite berpesta pora di atas penderitaan rakyat.
Itu semua terjadi karena fondasi dan arah pembangunan bangsa ini tidak lagi Pancasila, melainkan neoliberalisme. Dalam sistem neoliberalisme, siapa yang kuat maka dialah yang menjadi pemenang. Kran neoliberalisme ini dibuka melalui perundang-undangan yang memuluskan arus kapitalisme global masuk di negeri ini. Sehingga tak mengherankan ketika aset-aset negara dikuasai oleh segelintir orang yang dilindungi oleh negara. 
Pasal 33 UUD 1945 yang mengatur bahwa segala kekayaan alam Indonesia dikuasai negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat, hanya ada di atas kertas. Dalam praktiknya, segala kekayaan itu dikuasai kapitalis (asing maupun dalam negeri), sementara rakyat menjadi buruh-buruh dengan upah murah.
Selama pemimpin, pejabat dan birokrat di negeri ini masih bermental "terjajah" dan berperilaku korup, maka keadilan sosial hanyalah mimpi kosong. Berarti kuncinya ada pada pemimpin di negeri ini. Oleh sebab itu, bangsa ini membutuhkan pemimpin yang berjiwa Pancasila. Pemimpin yang mengamalkan Pancasila melalui kebijakan-kebijakan yang berkeadilan sosial. Semoga dengan semakin cerdasnya rakyat dalam berpolitik, turut berkontribusi dalam menentukan pemimpin yang berkarakter dan berintegritas sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Dengan demikian, bangsa ini bisa bangkit dari keterpurukan sehingga cita-cita kemerdekaan dapat diwujudukan sesuai dengan Pancasila.












































BAB III
PENUTUP

A.   Kesimpulan
Bangsa ini membutuhkan pemimpin yang berjiwa Pancasila. Pemimpin yang mengamalkan Pancasila melalui kebijakan-kebijakan yang berkeadilan sosial. Dengan demikian, bangsa ini bisa bangkit dari keterpurukan sehingga cita-cita kemerdekaan dapat diwujudukan sesuai dengan Pancasila.

B.   Saran
Diharapkan para pemimpin di negeri ini agar selalu mengikuti makna yang terkandung dalam pancasila, demi terwujudnya cita-cita pancasila yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia.




Kamis, 01 November 2012

MAKALAH EKONOMI


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas berkat dan pertolongannya sehingga penulisan Makalah ini dapat terselesaikan tapat pada waktunya dengan judul “UKM Sebagai Motor Pertumbuhan Ekonomi”.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan di sebabkan karena keterbatasan penulisa, sehingga mohon saran dan kritik yang sifatnya membangun demi kesempurnaan Makalah ini.
Semoga penulisan Makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan juga bagi pembaca sekalian.


Manokwari, Oktober 2012
Penulis





















DAFTRA ISI


Halaman Sampul................................................................................................................. i
Halaman Kata Pengantar .................................................................................................. ii
Halaman Daftar Isi............................................................................................................ iii

BAB I         PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang............................................................................................ 1
B.     Rumusan Masalah .................................................................................... 2
C.     Tujuan Penulisan ...................................................................................... 2

BAB II        PEMBAHASAN
A.    Kelompok Usaha dan Pembentukan Nilai Tambah............................. 3
B.     Hambatan Usaha Kecil sebagai Motor Pertumbuhan.......................... 6
C.     Prasyarat Bagi Memajukan UKM............................................................ 8

BAB III      PENUTUP
A.    Kesimpulan .............................................................................................. 13

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................













BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Semangat baru dunia yang menggeluti usaha kecil dan menengah (SME) telah berketetapan hati untuk menjadikan UKM sebagai motor pertumbuhan ekonomi di masa depan. Pernyataan ini paling tidak telah menjadi kesadaran baru bagi kalangan pelaku UKM di kawasan Asia Pacific sebagai mana mereka kemukakan di depan para Menteri yang membidangi UKM forum APEC yang bertemu dikota Christchurch New Zealand tahun 1999. Pengalaman, keyakinan dan harapan inilah yang kemudian menggelora menjadi semangat yang terus didengungkan hingga saat ini.
Di Indonesia harapan serupa juga sering kita dengarkan karena pengalaman ketika krisis multidimensi tahun 1997-1998 usaha kecil telah terbukti mampu mempertahankan kelangsungan usahanya, bahkan memainkan fungsi penyelamatan dibeberapa sub-sektor kegiatan. Fungsi penyelamatan ini segera terlihat pada sektor-sektor penyediaan kebutuhan pokok rakyat melalui produksi dan normalisasi distribusi. Bukti tersebut paling tidak telah menumbuhkan optimisme baru bagi sebagian besar orang yang menguasai sebagian kecil sumber daya akan kemampuannya untuk menjadi motor pertumbuhan bagi pemulihan ekonomi.
Perjalanan ekonomi Indonesia selama 4 tahun dilanda krisis 1997-2001 memberikan perkembangan yang menarik mengenai posisi usaha kecil yang secara relatif menjadi semakin besar sumbangannya terhadap pembentukan PDB. Hal ini seolah-olah mengesankan bahwa kedudukan usaha kecil di Indonesia semakin kokoh. Kesimpulan ini barangkali perlu dikaji lebih mendalam agar tidak menyesatkan kita dalam merumuskan strategi pengembangan. Kompleksitas ini akan semakin terlihat lagi bila dikaitkan dengan konteks dukungan yang semakin kuat terhadap perlunya mempertahankan UKM (Usaha Kecil dan Usaha Menengah).
Dalam melihat peranan usaha kecil ke depan dan prasyarat yang diperlukan untuk mencapai posisi tersebut, maka paling tidak ada dua pertanyaan besar yang harus dijawab : Pertama, apakah UKM mampu menjadi mesin pertumbuhan sebagaimana diharapkan oleh gerakan UKM di dunia yang sudah terbukti berhasil di negara-negara maju; Kedua, apakah UKM mampu menjadi instrumen utama bagi pemulihan ekonomi Indonesia, terutama memecahkan persoalan pengangguran.
Kadang – kadang harapan yang dibebankan kepada UKM juga terlampau berat, karena kinerjanya semasa krisis yang mengesankan. Disamping pangsa relatif yang membesar yang diikuti oleh tumbuhnya usaha baru juga memberikan harapan baru. Sebagaimana diketahui selama tahun 2000 telah terjadi tambahan usaha baru yang cukup besar dimana diharapkan mereka ini berasal dari sektor modern/besar dan terkena PHK kemudian menerjuni usaha mandiri. Dengan demikian mereka ini disertai kualitas SDM yang lebih baik dan bahkan mempunyai permodalan sendiri, karena sebagian dari mereka ini berasal dari sektor keuangan/perbankan.
Mengingat populasi terbesar dari unit usaha yang mengembang pada penyediaan lapangan kerja adalah usaha kecil, maka fokus pembahasan selanjutnya akan ditujukan pada usaha kecil. Tinjauan terhadap keberadaan usaha kecil diberbagai sektor ekonomi dalam pembentukan PBD menjadi dasar pemahaman kita terhadap kekuatan dan kelemahannya, selanjutnya potensinya sebagai motor pertumbuhan perlu ditelaah lebih dalam agar kita mampu menemu kenali persyaratan yang diperlukan untuk pengembangannya.

B.     Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah bagaimana gambaran tentang UKM sebagai motor pertumbuhan ekonomi.

C.    Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui gambaran tentang UKM sebagai motor pertumbuhan ekonomi.

Lengkap Hubu Kami........................

MAKALAH EKONOMI


KATA PENGANTAR


Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas berkat dan pertolongannya sehingga penulisan Makalah ini dapat terselesaikan tapat pada waktunya dengan judul “Prinsip dan Motif Ekonomi”.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan di sebabkan karena keterbatasan penulisa, sehingga mohon saran dan kritik yang sifatnya membangun demi kesempurnaan Makalah ini.
Semoga penulisan Makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan juga bagi pembaca sekalian.


Manokwari, Oktober  2012
Penulis























DAFTRA ISI


Halaman Sampul..................................................................................................................... i
Halaman Kata Pengantar ....................................................................................................... ii
Halaman Daftar Isi................................................................................................................ iii

BAB I        PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang.............................................................................................. 1
B.     Rumusan Masalah ........................................................................................ 1
C.     Tujuan Penulisan .......................................................................................... 1

BAB II       PEMBAHASAN
A.    Prinsip Ekonomi............................................................................................ 2
B.     Motif Ekonomi.......................................................................... 3

BAB III     PENUTUP
A.    Kesimpulan ................................................................................................... 6

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................















BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Pada hakekatnya perkembangan hidup manusia mulai saat lahir sampai menjadi dewasa tak dapat terlepas dari masyarakat. Oleh karena itu pengetahuan sosial dapat dikatakan tak asing bagi setiap orang.
Kehidupan sosial manusia dimasyarakat beraspek majemuk yang meliputi aspek hubungan sosial, salah satunya adalah ekonomi. Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menjumpai perkataan ekonomi. Misalnya, prinsip ekonomi dan motif ekonomi.
Ilmu ekonomi merupakan salah satu ilmu pengetahuan yang berkaitan langsung dengan kehidupan manusia sehari-hari karena ilmu ekonomi mengkaji upaya manusia dan masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya. Kebutuhan manusia dan masyarakat terus berkembang seiring dengan menigkatnya kemakmuran.
Manusia sebagai makhluk sosial dan makhluk ekonomi pada dasarnya selalu menghadapi masalah ekonomi. Inti dari  masalah ekonomi yang dihadapi manusia adalah kenyataan bahwa kebutuhan manusia jumlahnya tidak terbatas, sedangkan alat pemuas kebutuhan manusia jumlahnya terbatas. Sehingga tema ekonomi ini sangat cocok untuk menjadi bahan diskusi bagi siswa karena siswa juga mengalami masalah ekonomi dalam hidupnya.

B.     Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas, maka dapat di rumuskan masalah yaitu bagaimana gambaran tentang prinsip dan motif ekonomi.

C.    Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui gambaran tentang prinsip dan motif ekonomi



Selengkapnya Hub Kami.................................


RESEP MASAKAN PRAKTIS


Ikan Kua Asam

Bahan : 

500 g ikan kakap/ikan kerapu dipotong menjadi 4 bagian
3 sdm air asam
1/2 sdm garam untuk melumuri
3 sdm minyak goreng
4 buah tomat dipotong 8 bagian
4 lembar daun jeruk purut
4 batang daun bawang dirajang 1 cm
5 bauh cabe merah dibelah dan dibuang bijiya
2 buah jeruk nipis diambil airnya
1 genggam daun kemangi yang sudah dipetik daunnya
2 sdt garam
3 batang sereh diambil putihnya
800 ml air

cara membuat : 

* lumuri ikan dengan minyak goreng, air asan dan 1/2 sdm garam hingga rata kemudian diamkan 20 menit dan bakar hingga 1/2 matang

* panaskan air hingga mendidih, kemudian kecilkan api, masukkan ikan, tomat, daun jeruk, daun bawang, cabe merah, sereh dan garam, rebus hingga matang
* sebelum diangkat, masukkan daun kemangi dan air jeruk hidangkan hangat-hangat



Resep Ikan Pari Masak Santan

Ikan Pari merupakan salah satu jenis ikan dengan rasa yang sangat khas dan tidak mudah dilupakan kelezatannya.

Bahan 
:
400 gr ikan PARI
1 lt santan agak kental
2 batang serai digeprek
2 lb daun salam
2 cm lengkuas digeprek
minyak goreng
Bawang goreng untuk taburan




Bumbu halus :
3 butir bawang putih
4 butir bawang merah
2 buah cabai merah keriting
3 butir kemiri
1 sdt ketumbar
2 cm kunyit
1/2 sdt vetsin
1 sdm garam
1 sdm gula merah
1 cm jahe

Cara membuat :
Panaskan minyak tumis bumbu halus,daun salam, serai dan lengkuas aduk sampai harum.
Kemudian masukan santan dan ikan PARInya, aduk masak sampai mendidih dan matang.


Ikan Pari Asam Pedas

Bahan Ikan Pari Asam Pedas : 
  • Ikan pari panggang 5 potong
  • tomat 2 buah, potong -potong
  • Santan 500 ml dari 1/2 butir kelapa
  • Minyak goreng 2 sendok makan
Bumbu Ikan Pari Asam Pedas :
  • Bawang putih 3 siung, iris tipis
  • Bawang merah 4 butir, iris tipis
  • Cabai merah 2 buah, iris serong
  • Cabai hijau 2 buah, iris serong
  • Cabai rawit 5 buah, iris serong
  • Belimbing sayur 5 buah, iris serong
  • Daun salam 2 lembar
  • Lengkuas 1 cm, memarkan
  • Garam secukupnya
  • Gula pasir secukupnya
Cara Buat
  1. Panaskan minyak, tumis bawang putih dan bawang merah hingga harum.
  2. Masukkan bumbu yang lain, tumis hingga harum.
  3. Masukkan ikan pari dan tomat aduk rata.
  4. Tuang santan, masak hingga hingga mendidih dan matang sambil diaduk agar santan tidak pecah. Angkat, sajikan. Untuk 6 porsi.



Pindang Ikan Kembung
Ikan kembung/ikan gembung/ikan katombo merupakan ikan favorit di keluarga Indonesia. Selain harganya cukup murah, juga rasanya lezat. Nama internasional untuk ikan ini adalah Indian mackarel. 
BAHAN-BAHAN:
- Ikan kembung/katombo 500 gram
- Air 500 ml
- Jeruk nipis 1 buah, peras airnya
- Merica bubuk 1/2 sendok teh
- Garam secukupnya
- Air asam 1 sendok makan
- Bawang merah 6 butir, potong tipis
- Cabe merah 3 buah. Potong serong tipis
- Daun jeruk 4 lembar


CARA MEMBUAT:
1. Bumbui daging ikan dengan air jeruk nipis, merica dan garam, diamkan selama 30 menit, sisihkan.
2. Rebus air bersama bawang merah, cabe merah dan daun jeruk hingga mendidih.
3. Tambahkan air asam, lalu masukkan ikan dan masak selama 15 menit hingga matang, angkat.
4. Sajikan.



Resep Pepes Ikan Mas
Bahan:
1 ekor ikan mas
1 sdm air jeruk nipis
5 lbr daun salam
3 btg serai, potong jadi 2,memarkan
10 bh cabai rawit
25 lembar daun kemangi
2 bh tomat potong-potong
2 bh cabai merah, iris kasar
1 ½ sdt garam
daun pisang untuk pembungkus
Iris tipis :
10 cm kunyit, kupas
3 cm lengkuas
7 bh bawang merah
3 bh bawang putih
Cara membuat Pepes Ikan:
Siapkan ikan, lumuri dengan air jeruk nipis dan ½ sdt garam, diamkan +/- 30 menit.
Campur bahan lain dengan 1 sdt garam, lumuri ke badan ikan.
Letakkan di atas daun pisang, bungkus dan semat kedua ujung daunnya.
Panggang di atas bara api/di dalam oven, sampai matang (air ikan tidak keluar lagi dari bungkusan).


Ikan Mas Masak jahe

Ikan Mas (Cyprinus carpio) banyak dibudidayakan oleh masyarakat kita.  Banyak warung-warung makan yang menyediakan menu ikan mas bakar di antara kolam-kolam budidayanya.  Rasanya yang gurih dan tidak terlalu banyak duri membuat ikan mas ini sangat disukai sebagai pemenuh kebutuhan protein kita. 

Bahan
3 ekor (500 gram) ikan mas
1/2 sendok teh air jeruk nipis
1 sendok teh garam

Bumbu Campur:
4 cm jahe diparut
8 butir bawang merah, dicincang halus
1/4 sendok teh garam
1/4 sendok teh kaldu ayam bubuk

Bahan olesan Ikan Mas Bakar :
4 sendok makan kecap manis
1 sendok makan minyak goreng
1 sendok teh ketumbar bubuk
1 sendok makan bumbu

CARA MEMBUAT  :
1. Bersihkan sisik. Buang isi perut ikan. Taburi garam dan air jeruk nipis. Diamkan 15 menit.
2. Aduk bahan bumbu campur sampai rata. 
3. Masukkan bumbu ke dalam perut ikan mas dan baluri seluruh permukaan ikan mas.
4. Bakar sambil dioles bahan olesan sampai matang.
5. Sajikan bersama lalapan dan sambal terasi.




Ikan Pari Asap

Ikan yang terkenal punya racun di pangkal ekornya ini punya rasa yang enak banget apalagi kalau di asap.

Bahan :
▪8 ptg ikan pari asap (beli dipasar)
▪5 bh cabe rawit
▪2 cm jahe keprek
▪1 cm laos keprek
▪4 lbr daun jeruk
▪1 btg daun bawang iris panjang

Bumbu halus :
▪4 bh cabe merah
▪3 btr bwg merah
▪1 btr bwg putih
▪terasi secukupnya
▪garam secukupnya

Cara membuat :
1. tumis bumbu halus sampai wangi
2. masukkan jahe - laos - daun bawang -daun jeruk, kemudian tambahkan air, masak sampai mendidih
3. masukkan ikan dan cabe rawit utuh, masak sampai matang.



Masak Ikan Teri

Bahan Yang Dibutuhkan
  • 100 gram ikan teri
  • 1 sdm air asam jawa
  • 1 sdt gila pasir
  • garam secukupnya
  • minyak goreng secukupnya
Bumbu Halus
  • 4 siung bawang merah
  • 3 siung bawang putih
  • 10 buah cabai kering
  • ½ sdt belacan
Cara Membuat
  • Panaskan minyak goreng, goreng ikan teri sampai matang dan kering. Angkat dan tiriskan.
  • Panaskan 2 sdm minyak, tumis bumbu halus sampai harum, lalu tuangkan air asam jawa. Tambahkan garam dan gula pasir.
  • Masukkan ikan teri, aduk rata. Masak sebentar lalu angkat.
  • Sajikan.